ANYA & ANREZ : JHS LOVE STORY

C R KHAN
Chapter #4

03. Anya Malnova

Anrez memerhatikan cewe yang berjalan di depannya. Sejak berangkat sekolah, mereka setuju untuk berangkat bersama. Setelah kemarin diabaikan oleh Anya membuat Anrez merasa gerah hingga ia dengan sengaja mengusulkan pada Oom Axel untuk berangkat bersama cewe berambut sebahu itu.

"Yuk naik mobil!" ajak cowo itu.

Anya menoleh, Anrez bahkan harus menahan napas ketika melihat rambut cewe itu yang bergoyang cantik. Sumpah, selama dia tinggal di Jakarta pun, tidak ada cewe secantik Anya!

"Gue males! Mau jalan kaki aja, elu kalau mau naik mobil ya langsung aja!" katanya ketus.

Anrez tersenyum, ia menatap supirnya sebentar. Lalu, ia kembali melanjutkan langkahnya mendekati cewe itu. Merangkul bahunya dari belakang. Sontak saja membuat cewe itu langsung menyingkirkan tangannya.

"Yang sopan!" ketusnya.

"Gue udah janji bakalan belajar untuk masuk ke kehidupan lu! Lu juga udah janji bakal nunggu gue!" jelas cowo itu.

Anya mendengus, "Gue cuman mau lu belajar, tapi gak harus megang-megang gue juga!" sinisnya.

Anrez menganguk, "Iya, Anya Sayang, pokoknya gue bakalan ngelakuin apapun buat elu," putus cowo itu sambil tersenyum

Anya menunduk, lalu ia kembali mengangkat kepalanya. "Rez, lakuin semua itu demi diri sendiri. Oh ya, gue gak suka dipanggil sayang gitu!

Anrez kembali menunjukan senyumnya, lalu mereka menikmati jam pulang sekolah bersama hingga kembali ke rumah. Ketika sampai di rumah, ia tidak menemukan siapapun, termasuk Oom Axel. Kemana mereka semua?

Cowo itu lantas mengganti seragamnya dengan pakaian rumah. Melirik sebentar ke meja makan, lalu pergi begitu saja. Langkahnya berhenti sesaat ketika melihat Bapak Angga--orangtua Anya yang sedang mencangkul tanah di samping rumah.

"Pak," sapanya.

Pria itu menghentikan pekerjaannya sebentar, menoleh ke arah Anrez dan tersenyum. "Nak Anrez, ada apa? Nyari Anya yah?" Tanyanya ramah.

Anrez hanya tersenyum, "Gak juga sih, Pak. Lagi mau jalan-jalan aja, soalnya di rumah gak ada orang.

"Tuan Axel sepertinya pergi ke kantor partai. Mungkin membicarakan soal pemilihan ketua DPC cabang untuk tahun ini," jelas Pak Angga.

Anrez menganguk paham. Ia terdiam seketika, kalau memang disini ia sendiri juga... mengapa Mami mengirimnya kesini. Toh hasilnya akan sama saja. Dia akan tetap kesepian, baik itu di Jakarta ada disini.

"Eh ada Anrez. Sini masuk, Nak, kebetulan Ibu baru selesai memasak sayur lodeh, makan siang yuk! Pak, yuk makan bareng!" ajak Ibu Maya.

Anrez dan Pak Angga berjalan besisian masuk ke dalam rumah. Di sana sudah ada Ibu Maya, Alma, dan juga Anya. Anrez terdiam sebentar ketika melihat kebersamaan mereka yang sungguh membuat hatinya tenang. Anya, cewe itu tampak tersenyum bahagia saat Ibunya memasukan nasi serta lauk pauk ke dalam piringnya.

Lihat selengkapnya