Denyar-denyar Rindu
Beberapa saat Anye tidak bertemu Jalu. Ada rindu menggebu. Jiwa meronta ingin duduk bersama semeja.
“Ke mana tuh anak, ya? Terasa kangen juga!” keluhnya.
Anye mengedarkan pandangan hendak menuju perpustakaan. Setelah memarkir sepeda motor, segera dia masuk dan naik ke lantai dua seperti biasa.
Sesampai di tempat yang disukai dan biasa digunakan, tetiba dilihatnya sosok tampan itu segera menjejeri duduknya.
“Hai, gimana? Ada rindu nggak?” bisiknya.
“Hmm … kau sengaja mengujiku ya?”
“Kalau iya, gimana?”
“Bajak Laut!” bisik Anye cemberut.
Jalu terkekeh lirih sambil mempermainkan ujung rambut sang kekasih, “Kamu tuh kalau kuliah rambutnya diiket, napa?”
Anye cemberut, “Ishh … bisa diam nggak sih? Berisik!”
“Ada waktu kosong? Keluar yuk!”