Anyelir

Ninik Sirtufi Rahayu
Chapter #19

Ada Tanda Kehidupan #19

Ada Tanda Kehidupan

Memasuki April 1998. Anye mulai merasakan kedut manja sang buah hati. Hatinya sangat riang. Beruntung selama ini tidak mengalami morning sickness, tetapi justru ngebo. Kondisi tahan banting, tetapi tidak terlepas dari yang namanya camilan buah-buahan segar. Makan apa pun tidak menolak. Konon pertanda kalau sang buah hati berjenis kelamin seperti sang ayah. Tidak rewel, tidak manja! Jagoan yang luar biasa! Hal tersebut sangat menguntungkan bagi pasangan muda yang sedang dimabuk cinta.

Namun, kondisi politik dan ekonomi di tanah air sedang genting-gentingnya. Para mahasiswa setanah air telah mempersiapkan agenda untuk meminta pejabat merombak sistem pemerintahan. Satu di antara sekian permintaan mahasiswa adalah penggantian presiden yang sudah 31 tahun mencengkeramkan kuku kekuasaannya di tanah air.

Pemilihan presiden untuk yang ketujuh kalinya itu benar-benar mencorengkan muka masyarakat karena seolah tidak ada pribadi yang mampu memerintah bangsa dan negara Indonesia! Belum lagi harga-harga yang meroket sangat menyengsarakan masyarakat kecil. Tidak puas dengan kondisi yang mendera masyarakat inilah, para mahasiswa di seluruh Indonesia menyuarakan isi hatinya demi prbaikan dan kebaikan.

Tergerak oleh situasi yang mulai memanas demi memperjuangkan kondisi di tanah air, Jalu berpamitan kepada Anye untuk membantu teman-teman yang sedang berjuang. Dia  meminta kepada orang tua untuk mengirimkan seorang ART guna menemani Anye agar tidak sendirian di rumah. Jalu sendiri berpamitan hendak mengawal teman-teman ke ibu kota negara dengan berkereta api bersama-sama.

Sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Anye tidak menyetujui keinginan sang suami. Dia   ingin melarang, tetapi Jalu tentu saja tidak bisa dilarang-larang. Tekadnya membulat demi membela ibu pertiwi yang sedang kolaps katanya.

Lihat selengkapnya