Anyelir

Ninik Sirtufi Rahayu
Chapter #24

Upaya Maksimal#24

Upaya Maksimal

 “Krishna, kamu tidak boleh kalah! Kamu harus membantu Anye untuk sembuh! Jangan menangis di hadapannya, justru berikan perasaan nyaman dan happy!” batin Krishna mengusik di dalam dada.

Dia  segera menghapus air mata yang terlanjur mengucur deras.

“Ma-maafkan aku, Anye!” tuturnya.

Anye mendengar dan menganggapnya sebagai suara Jalu. Dia  belum sadar diri kalau yang di depannya saat ini adalah Krishna, sang dokter yang menangani kasusnya. Bukan Jalu suaminya yang belum diketahui entah berada di mana rimbanya, masih hidup atau telah tiada.

Jalu yang keras kepala, ataukah Jalu yang berjuang sukarela mempertahankan prinsip dan memperjuangkan aspirasi mahasiswa? Kepergian Jalu ke ibu kota membawa malapetaka bagi kulasentana yang baru saja dibinanya. Adakah Jalu paham? Atau memang itu sebagai harga perjuangannya? Entahlah! Seolah-olah sang istri menjadi tumbal, benarkah pendapat yang demikian? Entahlah! Semuanya serba abu-abu!

Kemelut kulasentana inilah penyebab utama kekhawatiran, kecemasan, kegelisahan, dan kesakitan memunculkan depresi yang diderita oleh Anyelir Puspita Putri Lestari! Jiwa rapuhnya sangat terpukul oleh kepergian Jalu, kemudian sampai berbulan-bulan tak kunjung pulang. Dalam kondisi hamil putra pertama, Anye berharap ditunggui oleh sang suami.

Lihat selengkapnya