Anyelir

Ninik Sirtufi Rahayu
Chapter #28

Desember 1998 #28

Desember  1998

Email Jalu diterima oleh Diana awal September lalu. Dia mengabarkan bahwa kondisinya sudah mulai pulih. Tulang rusuk yang patah dan beberapa kondisi lain   makin membaik. Akan tetapi, dia meminta Diana menjemputnya. Bukan yang lain.

Segera Diana meluncur ke kota tempat Jalu dirawat dan kemudian langsung membawa Jalu ke rumahnya. Bukan ke rumah orang tua Jalu, melainkan ke tempat lain seperti yang Jalu minta.

Hal itu karena Jalu merasa telah bersalah. Dia pergi tanpa sepengetahuan dan seizin kedua orang tua. Bahkan, meninggalkan istri yang sudah jelas-jelas mengandung buah hatinya. Kalau memperoleh musibah luar biasa, dia tahu dan merasa bahwa itulah akibat dan risiko yang harus diterimanya.

Apalagi ketika bertemu dengan Diana. Dikabarkan bahwa istrinya depresi berat, sedang dirawat dengan biaya tidak sedikit, Jalu sangat malu. Dia tidak mau bertemu dengan istri dan keluarganya dulu. Dia ingin berhasil dan baru akan memberitahukan kondisinya setelah memiliki prestasi atau sesuatu yang bisa membanggakan kedua orang tua.

Diana yang tahu persis kondisi teman yang diidolakannya ini begitu memprihatinkan, jatuh iba sekaligus jatuh cinta kepadanya. Ternyata dia masih menyimpan rasa. Diana pun bertekad membersamai Jalu untuk memperbaiki diri dan kondisi. Itulah sebabnya tak lagi Diana berkunjung ke rumah Anye.

Ternyata, Diana berniat merawat Jalu dengan kondisinya yang sekarang. Bahkan, telah membangun mahligai bersama Jalu sebab dia tahu tidak mungkin Anye diganggu. Baik Diana maupun Jalu tidak akan merusak kebahagiaan Anye.

Selain itu, mereka berdua juga berharap agar Anye bisa melupakan cinta dan masa lalu bersama Jalu. Beruntung mereka hanya menikah siri sehingga tidak terdaftar di kantor pemerintahan. Kalaulah harus bercerai tidak perlu mengurus ke sana kemari.  

Kondisi yang tidak mudah, tetapi itulah yang terbaik. Jalu dan Diana takut upaya penyembuhan Anye terganggu oleh kehadiran mereka. Diana juga tahu ada Krishna, sang dokter pribadi yang berjuang demi kesembuhan Anye. Kini mereka tahu bahwa mencintai itu tidak harus memiliki. Mencintai bisa bermakna memberikan kesempatan kepada yang dicintai untuk berbahagia meskipun tidak bersama dirinya.

Jalu tahu bahwa perjuangannya harus dibayar dengan harga! Kekasih, dalam hal ini istri yang dicintai, juga buah hati telah ditinggalkannya demi sebuah cita-cita yang lebih besar, yakni perubahan dalam tatanan pemerintahan negeri ini. Setiap perjuangan pasti memerlukan pengorbanan, dia tahu itu!

Jalu telah berhasil menapakkan kaki di bumi ibu kota, bahkan membentangkan bendera sang dwiwarna di atap Gedung Nusantara bersama ribuan mahasiswa lainnya. Mengalami lapar dahaga dan lemas luar biasa demi tuntutan agar kepala negara mundur teratur. Tuntutan itu pun sukses melengserkan sang penancap kuku tajam perobek kedamaian ibu pertiwi.

Namun, dia juga yang terpeleset, terjatuh, dan terpuruk dengan tulang rusuk patah itu harus kehilangan segalanya. Perjuangannya harus dibayar dengan sangat mahal, yakni hancurnya kulasentana yang dibangunnya dengan cinta pertama!

Ketika diperkirakan Anye melahirkan putra pertamanya, Jalu mendengar berita bahagia yang lain. Diana pun telah mempersembahkan yang selama ini dirindukannya dari Anye. Diana Mahardika yang bersedia sehidup semati bersamanya meniti hari esok dan mengejar mimpi yang belum tergapai.

Akhir tahun itu juga, tanpa sepengetahuan kedua orang tua, Jalu Amukti telah menikahi Diana Mahardika adik kelas, fans berat, sekaligus gadis yang konon sangat mencintainya. Dengan pernikahan tersebut diharap agar hubungan keduanya sah baik secara agama maupun negara.

 

= The End =

 

 

Lihat selengkapnya