“Apakah yang ku lakukan ini benar? Apakah aku sudah memikirkan ini betul betul? Apakah keputusanku ini sudah melalui pemikiran yang matang?” Klara tidak bisa menghilangkan semua kalimat itu dari pikirannya dan berjalan mondar mandir tidak membantu menenangkan hati dan pikirannya.
Ia berjalan ke arah cermin dan dengan sedikit senyum, mencoba memuji penampilannya saat ini.
Kebaya berwarna cream dengan bordiran berwarna emas di bagian dada dan leher,di tambah hiasan payet, membuat kebaya ini tampak sangat istimewa, tapi ia tidak merasa istimewa.
Songket berwarna merah darah dan emas yang di tenun dengan sangat indah tidak membuatnya merasa cantik.
Sepatu tinggi berwarna emas dan perak yang tampak modern dan dari merk terkenal tidak bisa juga menambah kepercayaan dirinya. Ia merasa....
“Kamu sudah siap?” Kalimat itu di ucapkan dengan nada keras dan penuh percaya diri.
Klara bisa melihat siapa yang datang dari pantulan cermin. Karena posisi pintu berada di sisi lain cermin, hingga ia bisa melihat siapa yang masuk tanpa harus membalikan tubuhnya. Walau sebenarnya tanpa melihat pun ia tahu siapa pemilik suara itu.
Walden.
Selama beberapa bulan ini mereka melakukan percakapan yang cukup intens untuk menghasilkan keputusan yang terbaik untuk mereka berdua,