“Hufft....” Klara berusaha mengangkat kardus berisi t-shirt yang baru saja datang dari tukang sablon yang sudah menjadi partner kerjanya. Ia sudah memeriksa hasil sablon nya dan merasa puas. Semuanya tampak rapi dan sesuai dengan keinginan.
“Apakah aku mulai lemah? Biasanya aku bisa mengangkat kardus seberat ini ?” Klara mengucapkan pada dirinya sendiri.
Tidak ada siapapun di sekitarnya untuk menyetujui atau tidak menyetujui kalimatnya tadi. Saat ini ia berada di ruang yang di buat khusus untuk quality control. Tempat untuk memeriksa setiap pakaian, aksesoris dan barang barang fashion lainnya yang akan di pajang dan di jual di boutique ini.
Ruangan ini tertata dengan sangat rapi, dan sangat terang, hanya menggunakan lampu berwarna putih. Tujuannya adalah agar pemeriksaan barang barang yang akan dijual dalam kondisi yang sempurna, karena Klara adalah seorang yang perfeksionis.
“Hei.... apa....!” Klara sangat kaget ketika tiba tiba rasa dingin yang menyentuh pipinya. Ternyata....
"Kebiasaan...., kalau kamu sedang serius begitu pasti langsung lupa sekelilingnya. Seharusnya kamu mengunci pintu setiap saat berada di dalam ruangan ini, anggap saja ini kantor mu, tempat pribadimu!"
Berdiri di sampingnya, Walden. Kedua tangannya memegang minuman kaleng. Di julurkan tangan kanannya, dan kembali menyentuhkan kaleng dingin tersebut ke pipi Klara.
"Ouch, dingin tau." Dengan segera direbutnya minuman itu dari tangan laki laki yang berdiri dengan gaya yang menawan, menatapnya sambil tersenyum geli. Tatanan rambutnya selalu rapi. Apapun model pakaian yang di kenakannya pasti cocok. Di tambah senyum yang selalu terlihat di wajahnya.
Sangat menyebalkan ! Walden tidak perlu berusaha keras untuk tampak seperti itu. Sedangkan orang normal seperti dirinya harus berusaha keras untuk tampak keren, atau paling tidak untuk kasus Klara, tampak sedikit menarik.