Anything but Love

Febianty N
Chapter #3

Understanding

Walden mengikuti langkah Klara dari belakang, menuju lantai dua sambil menghabiskan minuman kalengnya, tidak mempedulikan tatapan curiga dan bertanya tanya para karyawan.

Dari apa yang di ceritakan padanya, tidak satupun karyawan di boutique ini yang percaya bahwa ia dan Klara telah bertunangan, mereka tidak percaya boss mereka yang gila kerja dan tidak banyak bicara itu bisa memiliki tunangan yang pandai bersosialisasi seperti dirinya.

Hal itu sebenarnya sangat mengganggu buat Walden. Ia ingin semua orang di sekitar mereka mempercayai pertunangan ini.

Tapi apabila Klara tidak peduli maka ia pun tidak akan peduli. Ia akan menjadi pendukung dan teman terbaik untuk Klara, sesuai dengan janjinya waktu itu.

Kantor Klara terletak di lantai tiga, juga tempat tinggalnya. Ada sofa yang bisa berubah fungsi menjadi tempat tidur apabila kita mengangkat bantalan duduknya dan mengangkat teralis besi yang cukup ringan untuk diangkat oleh perempuan. Ia masih ingat tatapan marah Klara ketika ia memberitahukan alasan memilih sofa ini untuknya.

"Jadi kamu pikir kami wanita tidak mampu mengangkat yang berat?"

"Hei, bukan itu maksudku. Aku hanya tidak ingin tanganmu terluka atau terkilir karena harus mengangkat bantalan itu setiap hari. Terutama saat kamu dalam keadaan letih." Menganggap wanita adalah kaum yang lemah tidak pernah ada dalam agendanya dan ia tidak ingin Klara menganggapnya seorang yang seksis.

Suasana lantai tiga sangat berbeda dengan dua lantai di bawahnya. Klara telah menata ruangan ini dengan baik. Terasa lebih nyaman, dibanding dua lantai sebelumnya yang terasa nuansa bisnisnya.

 Walden duduk di meja makan yang sengaja di posisikan dekat jendela. Hanya ada dua kursi.

Di dekatnya, kurang lebih jarak dua meter ada partisi lumayan tinggi, dibaliknya ada lemari pakaian dan cermin tempat Klara berganti pakaian. Karena jaraknya yang sangat dekat dengan kamar mandi.

Selain itu ada meja berukuran sedang tempat Klara bekerja yang saat ini tampak berantakan. Kursinya memiliki design yang sama dengan kursi di meja makan. Ia ingin membelikannya kursi kerja, agar Klara bisa duduk dalam waktu yang cukup lama tanpa merasakan pegal di pinggangnya. Tapi lagi lagi di tolak oleh Klara. Kadang ia merasa kesal setiap menerima penolakan Klara seperti itu. Biasanya para teman wanita yang ia miliki selalu senang menerima pemberiannya.

"Ini makanlah, aku harap kamu sedang berselera untuk makanan Jepang saat ini." Di letakannya nampan dengan dua piring beserta alat makan di atasnya dan kembali turun ke lantai dua tempat di mana pantry atau dapur berada. Walden menaruh dua piring, masing masing berisi chicken katsu ukuran sedang,potongan sayur dan nasi ke atas meja. Kemudian alat makan dan mangkuk kecil berisi saus. Nampan tadi di taruh di atas lantai di belakangnya.

Klara kembali muncul sambil membawa nampan lain berisi air minum dan ceret kecil yang ia sangat yakin berisi teh. Klara adalah penggemar berat teh.

Setelah meletakan semuanya di meja dan memberikan nampan tadi ke Walden agar di taruh di tempat nampan tadi berada, merekapun mulai makan.

"Jadi bagaimana harimu?"

Lihat selengkapnya