Dentingan jam di kamar tidur itu membuat Azriel terbangun, dan ternyata hari sudah pagi. Sinar sang mentari menerpa wajah tampan itu melalui sela-sela jendala kaca dan membuat silau penglihatan.
Azriel berusaha bangkit dari tidur nya, dia memegangi kepala nya yang masih pusing akibat perbuatan nya tadi malam. Ya, tapat tadi malam Azriel menerima upah bulanan yang di hasilkan dari kerja keras nya selama sebulan penuh
Azriel menggunakan sebagian uang nya untuk memuaskan diri nya sendiri, bukan hal yang lagi tabu untuk kehidupan malam nya. Teman-teman nya pun sudah mengetahui itu, tentu saja tidak di lakukan terlalu sering tapi setidaknya membuat Azriel tenang saat dia melakukan itu.
Minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, dan bahkan wanita penghibur pun sangat mudah di dapat kan oleh nya di kota besar seperti ini. Terlebih postur tubuh Azriel yang terlihat gagah sebagai pria dapat membuat para wanita penghibur itu tertarik. Dan dia pun tak perlu membayar mahal untuk suatu kenikmatan yang di dapatkan nya.
Pagi itu seperti biasa, saat sehabis gajian maka dia dan teman-temannya pun diliburkan sehari untuk di gunakan beristirahat. Biasanya waktu yang singkat itu di habis bersama teman-teman nya, yang jelas bukan dari kalangan orang baik-baik tapi setidaknya mereka tidak munafik sepeti kebanyakan orang di luar sana.
Azriel pun memutuskan untuk turun dari tempat tidur nya, karna badan nya terasa agak sedikit lengket. Entahlah, entah apa yang telah di lakukan tadi malam dia benar-benar mabuk berat.
"Aaaakkkhhh... sial," ujar Azriel, saat kaki nya memijak pecahan kaca di lantai dekat tempat tidur nya.
"Kenapa kamar ini begitu berantakan?" tanya nya pada dirinya sendiri.
Setelah mendapatkan kesadaran nya kembali setelah memijak pecahan kaca itu, akhirnya ia melihat ke sekeliling kamar, dan kamar itu begitu berantakan. Entah apa yang sudah terjadi tadi malam.
Dengan kaki yang terpincang akibat pecahan kaca itu, dia pun bergegas memasuki kamar mandi dan berniat membereskan kamar yang berantakan itu.
Setelah beberapa menit kemudian, Azriel pun selesai dengan ritual mandi nya. Hanya menggunakan kaos oblong biasa dan celana pendek berwarna hitam dia pun membersihkan kamar yang sudah seperti kapal pecah ini.
Satu jam berlalu, dan kamar itu pun sudah kembali bersih dan rapi,
"Astaga kok ada daleman cewek di sini?" ujar nya sambil mengambil dengan menggunakan dua jari (kek orang jijik gitu loh) dan memasukan benda itu kedalam kantong sampah.
"Sudahlah mungkin itu terjadi lagi," ujar nya, sembari berjalan keluar kamar untuk membuang sampah.
"Akhirnya aku dapat bersantai sejenak," ujar nya, dan Azriel pun mendudukkan diriku di sebuah sofa kecil di dalam kamar itu.
Tiba-tiba ponsel nya berdering yang menandakan ada panggilan masuk,
ANDRE bocah lakcnut