Ranjang berderit kala Antariksa tersentak dari tidurnya. Napasnya terengah seakan habis dikejar anjing. Peluh membanjiri wajah, membuat lepek rambutnya. Lelaki itu meletakkan tangan kanan di dada, menghela napas dalam.
Lingkaran aneh muncul kembali dalam mimpinya.
Segera ia menyalakan lampu tidur yang bertengger pada nakas. Botol kecil pil tidur dan obat penenang menggelinding jatuh. Tutup yang longgar membuat isinya berserakan. Antariksa mengusap seluruh wajah dan rambut. Kakinya menapak pada lantai kayu yang sedingin kutub Antartika. Dibungkukkannya badan untuk meraih obat-obat penting tersebut.
Keheningan malam menyergap, berkontradiksi dengan teriakan bersahutan siang tadi. Jam dinding berdetak lambat, seirama dengan jantungnya. Antariksa berdiri, mengitari kamar dan melipat tangan menghadap jendela. Bulan sabit duduk santai di atas awan ditemani bintang-bintang yang bercanda ria.