☘☘☘☘
Tidak terasa setelah menempuh perjalanan dari jakarta hingga ke pelabuhan yang memakan waktu kurang lebih 2 jam, kini mereka semua sudah sampai di pelabuhan untuk menggunakan speedboot buat menyeberang menuju pulau Harapan yang menjadi tujuan liburan mereka, dan itu memakan waktu kurang lebih 2-3 jam.
Sinta yang melihat Kevin yang satu mobil dengan Felicia tentu saja marah, serta kesal soalnya sahabat Kevin yang kini juga ikut serta dengan mereka, dimana dia yang mengantarnya hingga kemari padahal Sinta sudah ke salon terlebih dahulu sebelum berangkat kemari, agar Kevin semakin terkesan dengan penampilannya tapi semuanya sia-sia saja.
Maya tentu saja mengejek Sinta sang sahabat, karena ia terlalu percaya diri di awal, tapi malah hasilnya zonk tentu saja setiap divisi yang sudah datang terkejut karena jarang sekali mereka melihat Felicia untuk ikut refreshing, namun kini dirinya juga ikut.
"Tumben kau ikut Felicia.?" Tanya Desy yang berada pada divisi periklanan.
"Wajib ikut karena direktur memintaku yang membuat laporan selama liburan, makanya aku harus ada di lokasi juga." Jawab Felicia.
"Baguslah sesekali kau juga butuh hiburan, agar kau tidak stress berada satu ruangan dengan malaikat berhati iblis," ujar Desy menyinggung Sinta.
Felicia paham sama orang yang di maksud oleh Desy, tidak lama kemudian Wiliiam sang direktur sudah datang, Maya tentu menampilkan senyum terbaiknya, dan saat mau menyapa senyumnya luntur begitu saja saat melihat William menggendong seorang anak perempuan berusia 2 tahun, serta seorang wanita yang tangannya sudah digenggam oleh William bahkan wanita tersebut saat ini lagi hamil.
"Maaf jika saya sedikit terlambat," ucap William.
"Tidak Direktur, kami juga baru sampai," seru Bu Retno.
"Baiklah Bu Retno sama Felicia ikut di kapal kami untuk membahas anggaran kita," kata William.
"Baik Direktur," balas Bu Retno.
Tentu saja Sinta serta Maya menggepalkan tangannya, karena lagi-lagi Felicia yang mendapatkan perhatian khusus tersebut, dan Kevin tentu sedikit kecewa hingga sahabatnya pun merangkulnya.
"Sudahlah Bro, cuma beda kapal saja," ucap Jerry.
"Aku heran banyak pegawai, namun kenapa hanya Cia saja yang dibuat susah terus," seru Kevin.
"Dia pintar Kevin, makanya dia yang lebih menonjol hingga banyak benci dirinya," kata Jerry.
Kevin menghela nafasnya dengan pelan, lalu mereka pun naik ke kapal masing-masing karena hari sudah semakin sore, dan kini mereka semua memperhatikan bagaimana William sang direktur membantu Felicia untuk naik ke atas kapal.
"Jangan takut ayo kakak sudah pegang tanganmu," ucap William.
Felicia pun menggenggam erat tangan William, lalu berhasil masuk ke dalam kapal. Felicia pun duduk sambil mengatur nafasnya yang tadi memburu.
"Ini Felicia ibu punya aromatherapy," tawar Bu Retno karena tahu jika Felicia phobia sama laut.