Apakah Kita Bisa Bersama.

Ecah
Chapter #5

Bab 5. Rapat.

☘☘☘☘

Di Ruang Rapat.

Akhirnya setelah menghabiskan waktu weekend mereka dengan berlibur, selama 2 hari 1 malam di kepulauan Seribu lebih tepatnya Pulau Harapan. Kini seluruh pegawai dari "Shine Group", Sudah bekerja seperti biasanya. Bu Retno yang melihat Felicia pun bertanya.

"Felicia, apa sudah kau periksa semuanya dengan baik.?" Tanya Bu Retno.

"Sudah Bu, semalam aku memeriksanya sebanyak 4 kali sebelum tidur, dan saat bangun juga aku periksa lagi bahkan ini aku mengecek semuanya apa sudah sesuai atau belum." Jawab Felicia sambil memberikan buku agendanya pada Bu Retno.

Bu Retno serta Pak Kasim tersenyum puas melihat cara kerja Felicia, tidak salah jika William yang mempercayakan Felicia untuk menghitung anggaran pemasukkan serta pengeluaran perusahaan. Sinta serta Maya yang melihat itu mendengus, dan juga kesal karena Felicia lebih menonjol dari mereka.

Kevin yang duduk tepat disamping kanan Felicia, pun bertanya setelah melihat tangan sang sahabat sudah tidak di perban lagi.

"Apa tanganmu masih sakit Cia.?" Tanya Kevin.

"Sudah Tidak Vin,vcuma memang agak nyeri jika terlalu lama ku tekuk buat mengetik." Jawab Felicia sambil menaikkan kacamata tebalnya.

Kevin pun menganggukkan kepalanya,lalu kembali bertanya.

"Cia, aku lupa matamu minus berapa.?" Tanya Kevin lagi.

"Minus 2.00 Vin, makanya tulisan dengan jarak 5 meter tidak bisa kulihat jelas, tanpa memakai kacamataku." Jawab Kevin.

"Oh iya aku baru ingat matamu ternyata minus 2," seru Kevin.

"Pantas kau tidak bisa melihat arah tanda dengan jelas hingga kau tersesat, karena tidak pakai kacamatamu, dan untunglah sahabatmu ini datang tepat waktu," tambah Kevin.

Para pegawai tentu kaget mendengar ucapan Kevin, bahkan Maya sudah terang-terangan mengejek Felicia.

"Hahaha makanya Felicia, pakai kacamatamu dengan benar, sudah tebal juga tapi masih bisa buta juga," ledek Maya.

Kevin tentu saja tidak menyangka jika ucapannya akan membuat Felicia di bully, dan Kevin menatap tajam Maya.

"Lebih baik Cia tidak jelas melihat, daripada kau sudah jelas melihat tapi hatimu yang buta karena sering sekali mengejek orang lain, aku heran mengapa ada perempuan sepertimu dalam perusahaan ini," ujar Kevin yang sudah muak sama tingkah laku Maya.

Maya tentu bungkam mendengar ucapan Kevin, dan Felicia pun terkekeh saat ini jika kalian pikir ia senang Kevin membelanya, salah tentunya hati Felicia justru sakit karena Kevin sudah jelas melihatnya menggunakan kacamata, dan tanpa sadar Kevinlah yang menyindirnya pertama kali, hingga Maya melanjutkan sindiran Kevin padanya.

"Vin kau serta Maya tidak salah, kalian benar adanya aku pakai kacamata saja masih bisa tersesat karena tidak bisa melihat arah tanda dengan jelas, bagaimana dengan tidak memakai kacamata," ujar Felicia.

Desy tentu menatap sendu Felicia saat mendengar semua itu, dan Kevin sendiri tersadar akan semua ucapannya, dan saat mau berbicara terhenti dengan William yang sudah masuk di ruang rapat, dan tentu saja William mendengar semuanya dengan jelas.

"Felicia mulai rapatnya," titah William.

"Baik Pak," sahut Felicia.

Felicia berdiri sambil membawa laptop serta agendanya. Samuel pun menyambungkan kabel proyektor ke laptop Felicia, hingga kini di Lcd tampaklah anggaran perincian dana mereka selama 2 hari 1 malam liburan di pulau Harapan.

Felicia menghembuskan nafasnya dengan pelan, lalu berdoa sejenak sebelum rapat dimulai setelah selesai berdoa rapat pun di mulai. Felicia menjelaskan semuanya dengan baik, bahkan seluruh pegawai kagum dengan penjelasan Felicia, bahkan di slide nya Felicia menampilkan gambar bukti sah pembayaran, dan nominalnya sesuai dengan Bill yang didapat olehnya, bahkan Felicia ikut jadi saksi saat transaksi tersebut berlangsung.

William yang membaca agenda Felicia untuk melihat perhitungan kasar yang dikerjakan Felicia, tersenyum kagum dengan adik sepupunya karena kepintaran sang paman benar-benar menurun pada Felicia, akhirnya setelah 2 jam rapat berlangsung selesai juga dengan pegawai yang memberikan tepuk tangan, Sinta serta Maya mau tidak mau ikut juga padahal dalam hati mereka tidak senang pastinya, karena lagi-lagi Felicia lebih menonjol dari mereka.

Samuel yang sudah mematikan proyektor pun berbicara.

"Dek," panggil Samuel.

"Iya Kak, ada apa.? " sahut Felicia sambil bertanya setelah mematikan laptopnya.

"Lusa Movie Anime favoritmu sudah tayang perdana, dan kakak sudah punya 2 tiketnya." Jawab Samuel.

Felicia yang mendengar itu pun membulatkan matanya,dan menatap Samuel dengan pandangan tidak percaya miliknya.

"Serius Kak, aku saja mau beli sebelum liburan sudah sold out," seru Felicia.

"Serius Dek, dan juga bagaimana jika kita nonton bersama sebenarnya kakak beli 2 karena tahu kebiasaanmu yang suka lupa jika sudah terlalu sibuk," ucap Samuel.

Mata coklat Felicia berbinar dengan senang, dan Samuel tentu senang karena bisa mengembalikan senyum Felicia.

Lihat selengkapnya