☘☘☘☘
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam,dan film yang di tonton oleh mereka pun telah selesai sepanjang film tayang, Felicia kurang bisa menikmatinya karena sang kakak sepupu a.k.a William tidak jadi ikut nonton bersama mereka, namun walaupun begitu ia tidak sedih karena Kevin bersamanya bahkan moodnya kembali baik serta sudah melupakan jika masih kesal sama Kevin.
Kevin yang melihat Felicia sang sahabat sudah kembali tersenyum ikut tersenyum juga, dan Kevin juga sangat menikmati filmnya karena Anime dengan tema action yang ditonton oleh mereka semua, bahkan Kevin sangat suka dengan alurnya sehingga ia berencana untuk marathon animenya, dimana sudah 3 season tayangnya. Samuel pun bertanya pada Felicia.
"Dek, mau sekalian kakak antar.?" Tanya Samuel.
"Tidak Kak, jalur kita tidak searah jadi kakak antar Maya sama Desy saja." Jawab Felicia.
"Baik, dan Kevin titip Felicia," ujar Samuel.
"Baik Pak," seru Kevin.
Samuel berjalan pergi dari sana dengan diikuti oleh Maya serta Desy, dan Kevin pun menggenggam tangan Felicia tentu saja itu membuat hati Felicia merasa hangat. Mereka berdua pun berjalan menuju parkiran, dengan saling diam satu sama lain hingga Kevin memulai obrolan mereka.
"Cia, apa kamu masih marah sama aku.?" Tanya Kevin.
"Sudah tidak Vin, lupakan saja semuanya aku juga salah harusnya tidak marah sama perkataan karena itu benar adanya." Jawab Felicia.
"Aku tidak tahu jika perkataanku akan menyinggung hatimu," ucap Kevin dengan penuh sesal.
"Vin, sesungguhnya aku muak dengan mereka semua yang di kantor bahkan rasanya aku ingin mengundurkan diri, serta menjauh dari lingkungan toxic seperti itu karena bukan hanya Maya yang bersalah mereka semua juga salah, karena setiap kali Maya membullyku mereka juga ikut tertawa," tutur Felicia.
Kevin yang mendengar itu pun menggenggam erat tangan Felicia, dan ia berkata.
"Jangan jika kamu pergi maka aku akan sedih, karena hanya dirimu satu-satunya sahabatku yang paling berharga bagiku, dan Maya juga sudah mendapatkan sanksinya hingga ia tidak akan berani lagi membullymu," jeda Kevin.
"Jadi Cia, jangan pernah berpikir untuk resign serta pergi meninggalkan sahabatmu ini," tambah Kevin.
Felicia tentu membeku mendengar semua perkataan Kevin padanya, dan kini mereka sudah sampai di parkiran mobil bahkan Kevin sudah membuka pintu mobil buat dirinya.
"Vin, kita masih bisa saling kontak di telepon," ujar Felicia.
"Beda Cia, pokoknya aku tidak mau kau pergi serta keluar dari perusahaan," kata Kevin.
Felicia pun masuk kedalam mobil lalu Kevin menutup pintu, dan berlari memutari mobil menuju kursi pengemudi. Begitu Kevin sudah duduk di kursinya mobilnya perlahan meninggalkan area parkir mall. Kini jam sudah menunjukkan pukul 22.30 malam, sepanjang perjalanan menuju kontrakan Felicia mereka diam satu sama lain, serta beberapa kali Kevin bisa mendengar helaan nafas dari Felicia, dan Kevin pun menepikan mobilnya di sebuah warung Martabak. Felicia mengerutkan keningnya mengapa mereka berhenti.
"Mengapa kita berhenti Vin.?" Tanya Felicia.
"Aku masih lapar jadi mau makan martabak asin dulu, dan dikontrakanmu aku mau makan disana." Jawab Kevin.