Apapun Bisa Kita Gapai

suci wulandari
Chapter #1

Awal perjalanan

Di sore hari, kopi hangat menemani seorang nahkoda yang duduk diteras rumah sambil menikmati angin sepoi sepoi.

Tak lama kemudian michelle dengan membawa segelas susu menghampiri ayahnya. 

 "Yah, bunda sama giselle kemana? sepi banget ini rumah." tanya michelle. 

"Katanya sih, ke supermarket, emang kenapa?" tanya dengan menengokkan kepala. 

"Hmm, gak papa sih." berjalan lalu duduk di sebelah ayahnya, dan menaruh susunya. 

Awalnya dia ragu dan takut untuk bertanya akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya kepada ayahnya. 

"Yah? Aku boleh nanya gak?"

"Boleh dong, emang mau nanya apa?" jawabnya dengan mengambil kopi. 

"Hmmm, aku mau nanya, kapan aku bisa sekolah secara langsung?" tanya nya sambil melihat ayahnya. 

(keselek karena kaget) "Huk, huk, he'em," menaruh kopi dan menghela nafas. 

"Yah, hati hati dong…. " sahut michelle. 

"Ayah sebenarnya boleh boleh saja, tapi… sebenarnya ayah masih ragu, dan takut kejadian masa lalu itu bisa bikin semangat kamu patah lagi, ayah gak bisa lihat kamu sedih itu menyakitkan bagi ayah." ucapnya sambil sambil menghela nafas panjang. 

"Yah, aku mau melawan trauma aku yah, aku mau mengejar cita-cita seperti anak-anak lainnya, agar aku lupa yah, bahwa dulu aku pernah patah semangat, dan sekarang aku mau bangun semangat itu lagi yah." 

"Ayah tidak bisa mengekang kamu, karena kamu juga sudah mulai dewasa, jika itu keinginan kamu insyaallah akan ayah kabulkan, asalkan kamu mau berjanji." 

"Janji? emang aku harus janji apa?" sahut michelle.

"Ayah, hanya minta kamu janji, jika ada 1 orang yang membuat kamu meneteskan air mata, bilang ke ayah, akan ayah cari orang itu sampai keliling dunia pun ayah rela, ayah hanya gak rela jika anak-anak ayah, meneteskan air mata karena orang lain, itu sangat menyakitkan bagi ayah." berlinang air mata.

(hormat) "Siap, aku janji, makasih banyak yah, ayah memang ayah terbaik di seluruh dunia…." ucapnya sambil memeluk ayahnya. 

(mengelus-elus rambut) "Apapun akan ayah usahain demi anak ayah" mengecup kepalanya. 

"Yah, kira-kira bunda setuju gak ya?" tanya nya dengan gelisah. 

"Bunda pasti setuju, kan bunda pernah bilang kamu boleh melakukan apa saja asalkan, yang positif." sahut ayahnya 

"Nanti bilangin ke bunda yah, kalo aku mau sekolah lagi, aku mau ke kamar dulu."

Berjalan ke kamar sambil membawa gelasnya. 

 

       Satu jam kemudian…

Lihat selengkapnya