Apapun Bisa Kita Gapai

suci wulandari
Chapter #4

Adiknya sakit

Michelle sangat cemas dan khawatir, dia disepanjang perjalanan berdoa. Agar adiknya tidak kenapa-kenapa. Ketika sudah sampai mereka bergegas masuk setelah itu mereka bertanya kepada salah satu suster. 

"Sus? mau tanya kamar namanya giselle, katanya sih kamar rawat mawar. Dimana ya sus?" mengangkat kening nya. 

"Disana dek, nanti belok kanan" sahut suster. "Makasih ya sus" sahut michelle dan ken. 

Mereka akhirnya berjalan menuju kamar tersebut, ternyata kamarnya sangat dekat dengan belokkan. Ayahnya menunggu di kursi depan kamar. 

"Ayah…." kata michelle sambil memeluk ayahnya. "Michelle, kamu gak papa kan?" sahut ayahnya. *michelle menggeleng-geleng kan kepala* "Giselle, gimana keadaannya" sahut michelle langsung masuk ke kamar rawat. 

Michelle meneteskan air mata. Melihat adiknya tak berdaya diatas kasur. 

"Kak, udah ya giselle tadi sudah ditangani kok sama dokter." ucap bunda sambil mengelus-elus pundaknya. "Kak? kok kamu basah kuyup begini? habis kehujanan?" ujar bundanya. "Aku tadi nungguin dijemput sama ayah. Ternyata gak dijemput terus aku dianterin ken pulangnya." sahut michelle. "Maafin ayah sama bunda yah, gak bisa jemput kamu. Tadi itu giselle tiba-tiba demam nya makin tinggi." jawab bunda. 

Michelle merasa kedinginan karena bajunya basah kuyup akhirnya dia diantar pulang oleh bundanya dan ken. 

"Yah, michelle kehujanan sampai dia basah kuyup begini, aku mau antar dia pulang dulu. Aku juga mau ngambil barang-barang yang diperlukan untuk giselle." ujar bunda. "Iya, kita semua juga harus jaga kesehatan. Biar gak sakit." sahut ayah. "Om?" menjabat tangan. *michelle dan bundanya menjabat tangan ayahnya secara bergantian* "Hati-hati ya kalian." ujar ayahnya. "Saya permisi dulu ya om?" kata ken dengan kedinginan. "Ken?" ujar ayahnya sambil memegang pundaknya. 

*ken kaget dan ketakutan* 

"Kamu anak laki-laki tolong, kamu jaga 2 wanita dan antarkan mereka pulang sampai, depan gerbang rumah saya. Pastikan mereka selamat, paham kan? sebagai laki-laki kita harus melindungi dan menghargai wanita." kata ayah dengan nada tegas. "Iya, om saya mengerti kok. Insya Allah mereka sampai rumah dengan selamat." sahut ken dengan ketakutan. 

"Saya akan pegang omongan kamu." jawab ayah sambil melepaskan tangannya dari pundaknya ken. "Saya pamit dulu ya om" ujar ken. "Silahkan" sahut ayahnya. 

Ken langsung bergegas menyusul michelle dan bundanya. Mereka sedang menunggu taksi. 

Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya ada taksi yang lewat. 

Lihat selengkapnya