Apartemen seribu warna

rudy
Chapter #23

Bab 23 Tertukar

 

“ Tunggu. Ini apa- apaan ?” Viola yang diseret mencoba meronta, namun tenaganya kalah jauh dengan Ryan.

“ Nanti aku jelaskan, untuk sekarang ini kamu diam dan menurut saja.” Ryan bergumam, langkah kakinya semakin lebar membawa mereka menjauh dari apartemennya. Tombol lift ditekan berkali- kali olehnya, di belakang mereka terdengar suara sepatu bertumit tinggi melangkah menyusul. Bunyi nafas Ryan yang menderu menandakan kegusarannya.

 

“ Ryan ! Aku tahu dia bukan pacar kamu.” Suara itu terdengar bahkan sebelum bayangan perempuan itu muncul.

“ Dari dulu kamu sok tahu.” Suara Ryan terdengar sangat ketus, pandangannya tetap ke arah tabung lampu di atas pintu lift.

“ Ryan, aku tahu dia itu sekretaris kamu. Mau kemana kamu ?” Perempuan itu mendelik, maskara hitam di bawah matanya terlihat mulai melebar, membaur dengan cairan mata yang mulai menggumpal.

“ Tak perlu aku jawab kan ? Kau cukup hebat dalam hal menguntit.” Lift tiba, dan Ryan langsung menarik Viola ikut ke dalam lift. Sekali lagi dia menekan tombol menutup pintu berulang kali.

 

Wajah perempuan yang menahan tangis itu terlihat tepat di depan lift hingga pintu menutup. Pemandangan yang sama pernah terjadi empat tahun yang lalu, dengan posisi yang tertukar.

 

 

“ Tapi kenapa ? Dari awal kamu mengenal aku mereka sudah selalu berada di sekitar aku. Kamu tahu itu. Bertahun- tahun kita keluar bersama, mereka ini pengawal yang sama dengan yang sudah kamu lihat sejak masih kecil. Tidak masuk akal kalau sekarang kau baru merasa tidak nyaman karena mereka.”

 

Tangan Ryan menggenggam erat lengan Vei, dan dengan sekali sentak berhasil memutar tubuh perempuan itu yang tadi telah tampak punggung. Vei menatap Ryan dengan ogah- ogahan, bibirnya mencibir, dan pandangan matanya hanya melirik Ryan sesaat sebelum menyapu seisi rumah yang sekarang terasa dingin dan hampa.

 

Beberapa pengawal pribadi Ryan yang biasanya dengan buas menghadang orang asing yang mendekat sekarang tak berkutik berdiri menghadap tembok, dengan kedua tangan yang direntangkan di tembok. Mereka berdiri berjajar, patuh seperti anak sekolah di ruang BP. Beberapa petugas polisi berkulit pucat dengan rompi bertuliskan FBI hilir mudik dengan leluasa di dalam rumah. Mereka hanya menatap heran memperhatikan kegaduhan yang ditimbulkan oleh kedua insan, dengan bahasa tidak mereka mengerti.

 

Para agen FBI itu hanya mengikuti perintah dari kantor federasi pajak di Amerika serikat, untuk membekukan seluruh aset milik Ayah Ryan dan keluarganya. Sebuah dokumen dari interpol berupa permasalahan pajak kasino ayahnya di beberapa negara yang bersahabat dengan Amerika Serikat telah menyebabkan negara itu mengeluarkan perintah pembekuan aset, demi menyudutkan posisi Ayahnya agar menerima panggilan penyelidikan pajak dari beberapa negara.

 

Sebagai anak kandung, semua aset atas nama Ryan juga ikut di bekukan. Mobil, apartemen, rumah, semua di balut dengan ikatan pita kuning. Tabungan dan kartu kredit diblokir. Sungguh lucu dan konyol ketika memikirkan bahwa di negara yang konon sangat menjunjung tinggi kebebasan dan privacy orang, ternyata mengetahui hingga detil seluruh aset yang dimiliki Ryan. Bahkan akun paypal yang sering digunakan oleh Ryan untuk transaksi online pun mereka tahu. Padahal bukan atas nama Ryan.

Lihat selengkapnya