Apavarga

H.N.Minah
Chapter #12

11

"Kudengar hari Jumat ekskul ditiadakan dan Sabtu kita gak belajar dari pagi." Lena memulai topik pembicaraan sebab merasa suntuk di kelas. Guru yang masuk mengajar pagi itu belum juga terlihat.

"Oh ya? Kok bisa?" tanya Anita. Ia menyandarkan kepalanya ke meja. Kejadian di kafe kemarin membuatnya tidak bisa tidur semalaman. Sementara Candra sendiri sepertinya tidak terlalu memikirkannya, terbukti ketika lelaki itu asyik merumpi di belakang sana.

"Buat perayaan ulang tahun sekolah, kan! Dan berhubung ultah Mario hari Sabtu ini, jadilah Mario ngerayainnya di sekolah juga!" ucap Lena tiba-tiba menjadi semangat. Ia sempat celingak-celinguk sebelum kembali melanjutkan, "Kamu jangan bilang siapa-siapa, ya! Katanya sih mulai hari Jumat sampai Sabtu sore bakal diadain lomba-lomba macam 17 Agustusan, terus malamnya jadi puncak acara sekaligus penyerahan hadiah. Kamu wajib datang. Kapan lagi 'kan ada acara kayak gini?!"

Anita tersenyum seraya menggangguk melihat betapa antusias teman sebangkunya. "Kamu tau dari mana kalau acaranya bakal kayak gitu?"

"Aku sempat nguping pas Kak Yuni ngobrol sama Ketua OSIS," bisik Lena. "Anggota OSIS pasti pada sibuk sekarang. Hari ini Rabu, Kamis, Jumat." Lena menghitung menggunakan jemarinya yang lentik. "Cuman tiga hari waktu mereka melakukan persiapan!"

"Hm, kuharap mereka bisa menyelesaikannya," gumam Anita sebelum jatuh tertidur.

~~~

Hari Rabu hingga Kamis berlalu sekejap ingatan. Semua teman sekelas Anita disibukkan dengan urusan acara sekolah. Bahkan Anggita yang sempat izin karena harus memulihkan mentalnya, perlahan mulai kembali menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Walaupun sesekali ia tak bisa menutupi kesedihannya akan kepergian Nuril. Untunglah, Delia selalu berkunjung ke kelas mereka sebagai dalih sahabat lama yang kembali bersama.

Keputusan kepala sekolah yang secara tiba-tiba muncul dalam rapat membuat jajaran OSIS kewalahan, belum lagi waktunya yang mepet dengan ujian semester. Pak Mus secara langsung mengatakan alasannya agar kejadian mengerikan yang menimpa sekolah mereka tidak membayang-bayangi para siswa.

Dan karena acara ini dirangkaikan perayaan ulang tahun Mario, maka kelas merekalah yang ditunjuk. Bisa dipastikan sebagian besar setuju untuk menjadi relawan, terutama para kaum hawa. Pesona lelaki tampan memang sangat hebat!

Anita sedang membereskan sampah bekas guntingan ketika seseorang menepuk pundaknya. Si pelaku segera menyodorkan tempat sampah dan membantu gadis itu bersih-bersih.

"Bagianmu udah beres?" tanya Anita ketika melihat siapa yang telah merigankan tugasnya.

"Sudah dong, makanya aku nyariin kamu! Kantin, yuk, pengen cari yang segar-segar," ajak Candra. Ia membawa tempat sampah yang penuh sobekan kertas dan juga pita untuk diletakkan di teras kelas.

Mandengarnya, Anita jadi tersipu. Namun, segera ditepisnya pikiran-pikiran itu dan berjalan mendahuluinya, meskipun tetap terkejar oleh langkah kaki Candra yang lebar.

Candra menghela napas lalu berkata, "Untunglah Pak Kepsek ngertiin kita, jadi hari ini gak perlu belajar."

"Jadi, bagaimana denganmu? Kehidupanmu selama ini?"

"Hm?"

"Tentang yang kemarin, aku sudah menceritakan masa laluku. Sekarang gantian," tuntut Anita. Kemarin gadis itu terlalu terbawa suasana hingga lupa menanyakan tentang Candra. Sebenarnya ia merasa malu juga, tapi karena sudah kepalang tanggung, gas sajalah!

Lihat selengkapnya