"Halooo, semua! Gimana lombanya? Seru?!" Suara salah seorang pembawa acara menggema di lapangan. Rambutnya yang dikuncir tinggi bergoyang-goyang mengikuti arah kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Panggung yang berada di ujung lapangan basket menjadi pusat perhatian para peserta lomba juga penonton. Teras kelas juga pohon rindang samping lapangan basket dipenuhi oleh mereka yang menikmati waktu istirahat setelah kelelahan bertanding ataupun sekadar berteriak heboh. Hanya ada dua tiga panitia yang sibuk hilir mudik mempersiapkan lomba berikutnya.
"Seratus persen seru pastinya! Oh iya, sebelum lanjut baiknya kita kenalan dulu dong! Aku Jihan dan cewek cantik dan imut di sampingku namanya Kak Selena. Kami bakal nemenin kalian sampai di penghujung acara!" seru pembawa acara dengan rambut terurai.
"Iya nih! Jadi, selain tujuh lomba yang dipertandingkan sampai besok, akan ada pencarian harta karun juga loh!
"Pencarian harta karun? Apa itu, Kak Selena? Jelasin, dong!" pinta Jihan antusias.
"Jadi, gini, Jihan. Aku bakal ngasih teka-teki. Jawabannya itu seputar hal-hal yang ada di sekolah tercinta kita ini. Nah, bagi mereka yang tau jawabannya, langsung aja ke sumber jawaban. Kalau benar, mereka bakal dapat kupon hadiah yang tertempel di jawaban teka-tekinya. Nanti kuponnya bisa ditukar bersamaan penerimaan hadiah lomba lainnya. Keren, kan?!" jelas Selena, sementara Jihan mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. "Tapi, teman-teman yang udah nemu kuponnya jangan kasih tau yang lain ya, buat menjaga sportivitas acara."
"Wah, keren banget! Iya nih, kalau udah nemu jangan bocorin jawabannya. Gak jujur gak berkah hadiahnya! Kalau gitu apa hadiahnya cuma satu aja tiap teka-teki?"
"Pastinya nggak dong! Berhubung teman-teman Kak Selena baik, satu teka-teki hadiahnya bisa mencapai sepuluh atau bahkan lebih!"
"Banyak banget! Kalau gitu, makin semangat dong buat ikutan!"
"Perlu diperhatikan juga, ada spot-spot tertentu di luar wilayah pencarian teka-teki. Tapi, kalian bakal nemu tanda peringatannya dengan mudah. Jadi, jangan khawatir, kalau kalian lihat tandanya berarti di tempat itu gak ada harta karun! Silakan cari di tempat lain. Oke?!"
"Pasti seru banget sih ini! Atmosfernya macam bajak laut yang cari harta karun. Terus hadiahnya banyak banget lagi!"
"Ya, mestilah! Jadi, teman-teman semua bisa dapat hadiah. Hadiahnya juga keren-keren! Pokoknya gak bakalan nyesel deh ikutan!"
Teriakan bersama gemuruh tepuk tangan dan siulan kembali menghebohkan lapangan sekolah. Dan ketika Selan akan membacakan soal untuk teka-teki pertama, sontak mereka semua terdiam mendengarkan.
"Aku selalu berada di depan. Temanku yang lain selalu menaruh hormat padaku.Tidak ada yang berani di sampingku, apalagi mendahuluiku. Namun, karena itu juga aku selalu merasa kesepian. Untunglah aku punya pasangan yang tak pernah meninggalkanku." Selena menarik napas panjang dan bersorak, "Selamat mencari harta karun!"
Seketika dengung diskusi terdengar di mana mana. Bahkan ada beberapa yang meninggalkan tempat merasa telah menemukan jawaban teka-tekinya.
Anita yang masih sibuk mengatur kursi di tengah lapangan, berhenti sejenak untuk mengetik petunjuk yang dibacakan Selena. Meskipun sibuk menjadi panitia dan tak memiliki banyak waktu untuk bersantai, gadis itu tentu tak mau ketinggalan keseruan momen ini. Mungkin ia bisa mendiskusikan teka-teki ini dengan Candra sebentar.
"Oke, kursi siap. Sound siap. Daftar siap. Lomba rebut kursi akan kita mulai. Bagi grup pertama perempuan silakan berkumpul di lapangan!" panggil Haikal selaku PJ lomba rebut kursi kepada para peserta menggunakan mikrofon.
Lomba ini dibagi menjadi tujuh grup yang paling banyak terdiri atas lima belas peserta. Tiga grup laki-laki dan empat grup perempuan yang akan diselang-seling. Tiga teratas masing-masing grup akan masuk babak selanjutnya yang akan diperlombakan besok. Dan Anita termasuk peserta grup kedua perempuan. Namun, karena terlalu sibuk ia sampai lupa memberitahu Candra.