Seorang gadis dengan setelan modis memasuki ruang rawat inap VIP. Buket bunga lili yang sedari tadi didekap, ia letakkan di atas bufet. Dekat sebuah buku bersampul putih yang tak asing di memorinya.
Di balik kacamatanya yang gelap, ada sorot khawatir bercampur sedih ketika melihat seluruh tubuh pasien itu dibalut perban. Juga peratalan medis dan selang-selang yang menopang kehidupannya.
Gadis itu melihat jam di pergelangan tangan dan menyadari waktunya hampir habis. Rasanya ia ingin mengguncang tubuh pasien itu agar bangun dan dirinya bisa mengucapkan selamat tinggal dengan lebih baik.
Ia terkekeh sendiri atas pikiran bodohnya. Tak ingin membuang waktu lagi, Anita mengecup kening Candra dan berbisik di telinga lelaki itu. "Jika kita bertemu nanti, mungkin aku bukan lagi Anita yang kamu kenal. Dan aku juga menyayangimu."
Gadis itu menatap wajah Candra yang tampak nyaman dalam tidurnya. Namun, suara percakapan dari arah pintu memutus tatapan itu.