Apeno:Singkora

Caroline
Chapter #3

Chapter 1

Ketika Jenderal Apeno, Ella Fit Chika gugur, Presiden dari planet Lumi Alogo II menyatakan dirinya sebagai Kaisar Presiden seluruh galaksi dan mengancam siapa saja yang menentang kedudukannya, seluruh tentara Gaskar yang siap mati untuk dirinya akan menyerang satu planet. Banyak yang menentang kekuasaan Planet Lumi. Dua minggu kemudian, perang sangat dahsyat terjadi. Perang besar yang melenyapkan 12 Kuadriliun seluruh mahluk yang hidup atas perintah Penguasa kejam.Iblis itu, Alogo II semua orang mendoakan tindakan anda. kami berdoa Api akan menghancurkan seluruh jiwa anda tanpa henti-catatan. Kami berdoa semoga ada penghianat pada keturunan anda- seorang veteran dari Mplanet Apeno 


Lelaki muda itu berhenti, tidak melanjutkan langkahnya dan berakhir berdiri berdekatan dengan pintu besar berlapis Tungsten. Kedua netra cokelat memerawang ke sekeliling ruangan hingga ke atap-atap langit. Terbang, memantau, mata-mata gumannya menyadari bahwa di ruangan tempat ia duduki telah terpasang alat pengintai.

Lelaki mudah itu tetap berada di tempat, hawa dingin mencengkram wajahnya. Lelaki mudah itu merasakan seluruh kamera pengintai mengawasi dirinya di setiap sudut membuat dirinya hampir berkeringat dingin. Kedua netranya lalu beralih pada punggung pria tua yang berjalan menuju meja makan di arah kanan. Ia mulai merapatkan kalimat yang diajarkan ibunya ketika ia masih kecil. Ketakutan akan membunuhmu, kewaspadaan yang berlebihan akan diketahui musuh. Sesuatu yang berlebihan tidak baik.

      “Mengapa kamu berdiri saja? Duduklah, Ayah menyiapkan makanan kesukaan kamu, kita telah lama tidak makan bersama bukan,” sambut pria tua itu setelah memperhatikan cukup lama anaknya yang masih berdiri mematung di depan pintu masuk. Pria tua itu lalu kembali berucap, “ayah juga membuat Teh hijau kesukaanmu.”

      Anak itu lalu memandang sekelilingnya hingga tertuju kepada pria tua itu, menganggukkan kepalanya kemudian melangkahkan kakinya menuju tempat pria tua itu. Lelaki mudah itu lalu berhenti, di depan meja yang penuh dengan makanan. Ayahnya telah duduk dan berada di depan lelaki mudah itu.

     “Apa kamu tidak menyukai makanannya?” Tanya pria tua itu, Transetelt II kepada anak tertuanya, “aku akan memin-“

     “Aku hanya takjub,” lelaki mudah itu, Tecko Kayasawat menatap ayahnya hingga pandangan mereka bertemu, “aku takjub akan masakan ayah. Masakan ayah aku sangat yakin enak”

     Tetapi Transetelt masih bertahan dengan kepala mendongak ke atas menatap wajah anaknya tanpa ekspresi, “Dari mana kamu tahu bahwa makanan di meja ini aku masak?”

     Aura pria tua itu sangat kuat, Tecko berusaha untuk menekan aura ayahnya yang sangat cukup untuk melawan sepuluh prajurit dengan tangan kosong. Lelaki muda itu berkata dengan tenang, “Apa ayah lupa dengan bau masakan ayah sendiri?”

     Pria tua itu memicingkan matanya, “Bau makanan?”

Lihat selengkapnya