Aphelion

Clarissa Kawulur
Chapter #29

28. Kamu Sayang Aku?

Mall yang kita datangi hari itu cukup dipadati oleh orang-orang. Sebagian besar merupakan sepasang suami-istri dengan beberapa orang anak. Sisanya, orang-orang yang berjalan berdua —seperti aku dan kamu— atau pun beramai-ramai.

"Nara, mau nonton apa?" tanyamu begitu kita memasuki area bioskop. Aku menatap satu per satu poster film yang ada, sebelum kemudian menghela nafas pelan.

"Apa ya yang bagus?" tanyaku bingung. Kamu tampak sama bingungnya, ketika pada akhirnya pandanganmu jatuh pada poster salah satu film yang bergambarkan seorang wanita berpakaian biarawati.

"Horor?" Aku menatapmu tidak yakin, dan ternyata aku mendapati ketidak yakinan yang sama pada sorot matamu.

"Kak Agam suka horor?" Kamu berpikir sejenak lalu menggeleng.

"Enggak. Kamu?"

Aku balas menggeleng mendengar pertanyaanmu, "Enggak."

"Tapi aku pengen coba nonton. Kata teman-temanku filmnya bagus." Sambungku ketika kamu kembali mengamati poster-poster tersebut dengan tidak tertarik.

"Ya sudah, ayo nonton itu," katamu cepat.

"Kak Agam yakin?"

"Yakin. Lagi pula tidak ada film yang bisa kita tonton." Tampaknya kamu melihat keraguan di wajahku, karena setelahnya kamu kembali bertanya, "Nara enggak takut film horor kan?"

"Enggaklah," jawabku cepat, membuatmu tertawa pelan.

"Kalau begitu ayo." Dan begitu saja. Aku terjebak bersamamu dan jeritan memekakan telinga selama kurang lebih dua setengah jam.

*

"Gimana film tadi?" tanyamu begitu kita melangkah keluar dari area bioskop. Rasanya leherku sakit karena terlalu banyak berteriak, membuatku hanya berdiam diri dan tidak berniat membuka pembicaraan.

"Aku kaget berkali-kali pas setannya tiba-tiba muncul."

Kamu tertawa mendengar jawabanku itu —atau mungkin karena suara serakku, "Aku juga."

"Setelah ini, kita kemana?" tanyaku kemudian. Kamu berpikir sejenak, sebelum kemudian menarikku menuju jajaran penjual cemilan.

"Ayo cari makan, aku lapar." Kini, gantian aku yang tertawa. Mataku menangkap sebuah stan crepes, sehingga aku dengan cepat mengarahkanmu kesana.

"Ayo. Disana ada crepes."

Kamu tampak begitu bersemangat ketika akhirnya mendapatkan sebuah crepes coklat dengan sedikit keju. Bahkan raut senangmu masih belum menghilang setelah makanan serupa panekuk tipis tersebut habis sejak sepuluh menit sebelumnya.

Kamu membawaku menuju sebuah toko buku, membiarkanku melihat-lihat novel sementara kamu memilih buku untuk referensi tes masuk perguruan tinggi.

Lihat selengkapnya