Bulan Separuh
(Bulan yang memperlihatkan setengah bagiannya)
🌓🌓🌓
Cerissya, 10 tahun
Hari pertama menduduki bangku kelas empat, Cerise sudah disapa bencana. Tiga teman sekelas laki-lakinya mengambil tumbler milik Cerise saat kelas dibubarkan. Tumbler bening motif bunga-bunga dengan tutup berwarna jingga. Tumbler favorit Cerise karena warna jingganya cantik.
Cerise berlari mengejar mereka menuju gerbang sekolah sambil berteriak, “Balikin tumbler aku. Hei!”
“Ambil sendiri, dong!” Salah satu dari mereka menyahut, disusul derai tawa ketiganya. Mereka tampak puas dapat kembali menjahili Cerise setelah berminggu-minggu absen karena libur kenaikan kelas.
Langkah cepat mereka membawa Cerise memasuki area persawahan yang sama sekali tidak dia ketahui nama daerahnya. Jalan raya dan area sekolah sudah tertinggal jauh di belakang. Si Mbak pasti panik karena Cerise tidak duduk menunggu di pos satpam seperti biasanya.
Napas Cerise sudah putus-putus. Bulir-bulir keringat sudah membanjiri wajah dan hampir sekujur tubuhnya. Sekarang, dia mencoba mengejar tiga anak lelaki itu di pinggiran sawah dengan langkah hati-hati. Samping kanan dan kirinya adalah sawah yang baru ditanami padi membuat Cerise paranoid.
“Yah, jatuh!” Salah satu dari anak lelaki itu berseru. Mereka bertiga terlihat berhenti di tengah area persawahan dengan tatapan terfokus ke bawah.
Mengikuti arah pandang mereka, mata Cerise langsung melotot. Tumblernya jatuh, tepat di samping padi yang baru tumbuh.
“Gimana, nih?”