Amnesia! Sebagian manusia menganggap kata itu adalah Malapetaka!. Namun berbeda dengan seorang remaja bernama Lee Joon. Lee Joon sudah 10 Tahun menderita atau mengalami amnesia yang sangat parah, bahkan sudah banyak dokter yang ahli dibidang itu menyerah dengan penyakit lupa ingatan yang diderita Lee Joon, karena amnesia Lee Joon sudah permanen dan tak bisa dikembalikan lagi kata dokternya.
Namun Lee Joon tidak mempedulikan itu, ia hanya mengingat namanya saja dari amnesia yang sudah ia derita sejak 10 tahun yang lalu. Lee Joon, itulah satu-satunya yang dia ingat. Dan ia sekarang adalah mahasiswa tingkat semester akhir, yang mana Lee Joon 2 tahun lagi akan menyelesaikan pendidikannya di bangku perkuliahan.
Tapi sepertinya, Lee Joon tak menyangka akan bertemu dengan seorang yang bisa mengembalikan ingatannya yang hilang 10 tahun yang lalu, orang tersebut adalah wanita cantik bernama Yoona, bisa dibilang Lee Joon dan Yoona masih seangkatan yang mana Lee Joon hanya lebih tua dari Yoona 1 tahun saja. Identitas mereka sama, Lee Joon dan Yoona sama-sama mahasiswa di kampus mereka.
Hari itu ... hari dimana sebelum Lee Joon bertemu dengan Yoona.
2025
Masa Sekarang
Kring kring kring ...
Jam weeker Lee Joon.
"Hahh ... ini hari selasa ya? sepertinya Aku akan sibuk di kampus."
Lee Joon pun beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap untuk pergi ke kampus dimana Lee Joon tak mengenal siapapun dan sebaliknya, dunia pun tak mengenalnya. Dan persiapan pun selesai, hanya tinggal sarapan yang belum.
"Ah ... selai kacang? yang ini selai nanas? Hmm ... kacang saja deh."
Lee Joon yang tengah mempersiapkan sarapannya tak sadar kalau ada seekor kucing liar masuk kerumahnya karena mengejar tikus, Lee Joon belum sadar karena suara handset ditelinganya cukup keras, padahal kucing dan tikus yang masuk kerumahnya sedang asyik mengobrak-abrik ruang tamunya. Dan si tikus tak sengaja masuk ke sebuah ruangan yang tidak memiliki pintu tepat di sebelah dapur tempat Lee Joon sarapan, yang mana ruangan itu adalah sebuah gudang di rumah Lee Joon.
Kucing dengan warna hitam polos ini begitu berhasrat untuk menangkap tikus yang gesit dan lincah hingga tak sengaja menabrak sebuah lemari tua yang sudah rapuh dan menjatuhkan barang yang ada di atas lemari tua itu dengan suara yang cukup keras. Mendengar suara yang cukup keras seperti ada benda yang terjatuh, Lee Joon yang kebetulan baru menyelesaikan sarapannya dengan spontan berlari ke arah gudang karena suara yang mencurigakan.
"Apa itu! sepertinya ada yang pecah, Aku harus memeriksanya," sentak Lee Joon yang terkejut.
Dengan bermodalkan pisau untuk memotong roti yang ada ditangannya, Lee Joon perlahan melangkah masuk ke dalam gudang, langkah demi langkah ia lakukan dengan perlahan seperti agen rahasia yang akan meringkus musuhnya, dan ketika sudah di ambang pintu gudang yang tak memiliki pintu, Lee Joon dengan sigat dan masuk begitu saja dengan berteriak.
"Siapa disana?! darah?! ini darah siapa?"
Meong ...
"Aaaakk!!!" teriak Lee Joon yang terkejut.
"Dasar kucing biadab! jantungku hampir copot, ternyata ini darahmu, kenapa kau bisa ada disini? dan ini map apa? mungkin terjatuh dari atas lemari," sambung Lee Joon.
Kerena melihat kucing itu terluka, Lee Joon memutuskan untuk merawatnya terlebih dahulu, dan membawa kucing hitam itu serta map yang terjatuh dari atas lemari karena ulah kucing hitam itu, dan Lee Joon pun membawanya ke kamarnya dan mengobati kucing itu.
Meong ...
"Iya, Aku tahu kau kesakitan tapi ini juga demi dirimu, walaupun Aku bukan tenaga medis, tapi Aku merasa pernah melakukannya dulu, padahal ingatanku dari 10 tahun yang lalu Aku sama sekali tidak ingat dan Aku sekarang merasa pernah melakukan pengobatan seperti ini, ahh ...! gara-gara kamu Aku jadi bicara sendiri seperti orang gila," gumam Lee Joon.
Meong ...
"Iya-iya, ini juga sudah selesai, kalau begitu Aku pergi dulu, jika kau lapar, makanlah sisa sarapanku di dapur itu, soalnya Aku sedang tergesa-gesa, kamu jangan membuat kekacauan lagi selagi Aku tidak dirumah ya, kalau kau membuat kekacauan lagi, awas saja!" ucap Lee Joon pada kucing hitam itu.
Lee Joon pun pergi meninggalkan kucing hitam itu dirumahnya, dan pergi ke kampusnya, dan ia melupakan map yang dia ambil dari gudang terletak begitu saja di atas tempat tidurnya.
Setibanya di Kampus ....
"Maaf Pak, Saya terlambat karena ada sedikit urusan," ucap Lee Joon pada dosen yang sedang mengajar di kelasnya.
"Lee Joon? tidak biasanya kamu terlambat, itu berarti memang ada urusan penting yang harus kamu selesaikan," jawab dosen tersebut.
"Benar Pak, Saya-"
"Ah Saya tidak mau mendengarkan urusan pribadi seseorang, cepat duduk di kursimu Lee Joon," potong dosennya lalu menyuruhnya duduk.
"Ba ... baik Pak."
Lee Joon yang terlambat pun mengikuti mata kuliah sampai selesai, dan semua berjalan lancar, hingga dosen yang bernama Pak Kim mengumumkan pada anak-anak jurusan sastra Indonesia termasuk Lee Joon, yang mana Pak Kim kembali menekankan pada para mahasiswa yang seangkatan Lee Joon untuk lebih fokus dan mementingkan semester akhir mereka, dan dalam waktu dekat mereka akan segera wisuda.
"Jadi Saya selaku ketua jurusan sastra Indonesia, hanya ingin mengingatkan itu kepada kalian, dan cukup untuk perkuliahan kita pada pertemuan terakhir kita hari ini, Saya harap hasil UAS kalian kali ini memuaskan," ucap Pak Kim pada semua mahasiswanya.
"Terimakasih Pak Kim ...," saut semua siswa.
Pak Kim pun pergi keluar, sedangkan Lee Joon duduk termenung di kursinya.
"Wisuda ya ... benar-benar tidak terasa, padahal Aku sempat ragu apakah manusia yang lupa ingatan bisa jadi sarjana," gumam Lee Joon dalam hatinya.
"Hai, apa benar kau yang bernama Lee Joon? nama ku Jun Hyung, tadi Pak Kim memintaku untuk menjadi ketua ospek di jurusan kita jadi-"
"Terus apa hubungannya denganku?" potong Lee Joon menjawab teman sekelasnya yang bernama Jun Hyung.
Lee Joon yang di hampiri oleh Jun Hyung secara dingin menjawab dan memotong perkataan Jun Hyung.
"Ah ternyata benar, seperti rumor yang dikatakan oleh anak-anak, kau begitu dingin dan mulutmu cukup tajam, Aku penasaran apakah kau juga dingin diluar kampus," ucap Jun Hyung pada Lee Joon.
"Jika itu saja yang ingin kau katakan, Aku mau pergi ke perpustakaan," jawab Lee Joon yang langsung berdiri dan pergi begitu saja.
"Hei tunggu, kan sudah Aku bilang Pak Kim menyuruh kelas kita sebagai panitia ospek untuk jurusan kita tahun ini, dan apa kau mau menjadi wakil ketuanya?" ucap Jun Hyung pada Lee Joon yang terhenti.
"Tidak Aku sibuk!" jawab Lee Joon dingin tanpa menoleh ke arah Jun Hyung.
"Ayolah, bagaimana kalau menjadi sekretarisnya?" ujar Jun Hyung yang masih mau membujuk Lee Joon.
"Aku pergi ya," jawab Lee Joon singkat.
"Baiklah kalau begitu kau cukup hadir di acara ospek itu! Pak Kim sangat berharap kamu ikut untuk tahun ini, bukan masalah besar, kitakan sudah semester akhir sekarang dan pastinya kita datang bukan hanya sebagai panitia ospek tapi juga sebagai senior, bagaimana? ini permintaan Pak Kim," ujar Jun Hyung memohon pada Lee Joon.
"Lihat saja nanti, Aku tidak begitu suka dengan keramain," jawab Lee Joon dan pergi begitu saja setelah menoleh pada Jun Hyung.