Di Chapter sebelumnya ....
Seminggu kemudian ... Selasa 21 April 2025
Dirumah. Lee Joon tengah merenung dan memikirkan sesuatu yang sepertinya bisa dijadikan petunjuk dan itu tidak asing belum lama ini, Lee Joon terus bergumam sendiri di kamarnya.
"Sepertinya aku melihat sesuatu di baju gadis itu yang mirip dengannya (Park Yoona) saat Aku pingsan, tapi apa ya? oh itukan!!"
Lee Joon yang teringat ada sebuah petunjuk pada baju gadis yang mirip dengan Park Yoona itu merasa pernah melihat lambang atau tulisan seperti yang ada di baju gadis itu, walaupun samar tapi itu sangat mirip bagi Lee Joon.
Lee Joon langsung membuka lemari bajunya dan mencari-cari sesuatu yang sepertinya sudah ia simpan sejak lama.
"Ah kenapa tidak ada ya, padahal Aku rasa meletakkannya disini, dimana ya?"
Setelah 10 menit mencari, akhirnya Lee Joon menemukan apa yang tengah ia cari itu, dan bukan lain itu adalah map yang ia temukan tempo hari yang lalu saat si kucing hitam polos mengejar tikus dan masuk kerumahnya lalu tak sengaja menabrak lemari tua dan membuat map tua itu terjatuh dari atas lemari.
Dan benar saja, Lee Joon tahu disudut map itu adalah hal yang membuat ia merasa janggal dan menjadi beban pikiran setelah beberapa hari yang lalu ia pingsan dan secara tidak sengaja melihat ingatannya yang hilang 10 tahun yang lalu walau tidak semuanya. Lee Joon sangat penasaran dengan apa yang ada di sudut map tersebut, dan map itu bukan seperti map biasa pada umumnya, map itu lebih terlihat seperti map khusus dengan tulisan yang ada disudutnya dan kalau dibaca bunyinya akan seperti ini.
"Aqila Family!"
Rabu ... 22 April 2025.
Seperti biasa, ini adalah suasana kampus seperti suasana kampus pada umumnya. Dan di kelas jurusan sastra Indonesia terlihat Lee Joon dan Jun Hyung yang tengah mengobrol di tengah ramainya suasana kampus.
"Hei! Lee Joon, apa tidak apa-apa begini?" tanya Jun Hyung yang cemas pada Lee Joon.
"Maksudmu?" saut Lee Joon singkat.
"Kamukan baru saja keluar dari rumah sakit, yah ... walaupun kamu tidak menginap dan keluar pada hari itu juga, tapi apa sebaiknya kamu istirahat saja dirumah, soalnya kamu belum terlihat fit betul," ucap Jun Hyung pada Lee Joon.
"Aku baik-baik saja, dan jangan ganggu Aku," jawaban Lee Joon dengan nuansa kutub utaranya.
"Yah ... inilah kamu, tetap dingin seperti biasa. Oh ya, Pak Kim bilang di acara ospek jurusan nanti beliau juga akan ikut hadir, jadi kamu juga harus datang Lee Joon, dan yang lebih menariknya lagi, Aku baru tahu kalau si Park Yoona itu ternyata junior kita, dia baru lulus SMA dan masuk ke kampus kita ini. Dan pastinya dia juga akan hadir di ospek jurusan nanti," ujar Jun Hyung pada Lee Joon.
"Berisik, Aku mau ke toilet dulu," jawab Lee Joon.
Lee Joon berdiri dan meninggalkan Jun Hyung sendiri, ia pergi ke toilet sambil melamun lagi, dan hampir saja kejadian serupa terulang kembali.
Bukg!!
"Aduh! siapa yang melempar roti ini?!" ucap Lee Joon dengan kesal.
"Aku yang melemparnya, memangnya kenapa hah?" saut Park Yoona lalu mendekati Lee Joon.
"Pa-Park Yoona?! apa maksudmu? kamu tahu Aku ini adalah seni-"
"Aku tidak peduli! entah senior atau dosen, tapi kalau kamu melamun terus sambil berjalan bukankah itu berbahaya, dan itupun juga berbahaya bagi orang lain juga, bagaimana kalau kita bertabrakan lagi seperti sebelumnya, bukankah itu akan merepotkan, senior Lee Joon ...," ujar Yoona yang memotong perkataan Lee Joon dan menceramahinya.
Lee Joon terdiam dan hanya menatap Park Yoona. Lain lagi halnya dengan teman Yoona, ia sangat terkejut melihat Yoona memarahi seorang pria yang mana itu adalah senior mereka sendiri, dan lagi pria itu sangat tampan. Teman Yoona pun tiba-tiba menarik Yoona pergi sambil meminta maaf.
"Ah ... jadi anda adalah senior kami, hehe ... tolong maafkan teman saya ini, dia memang agak tempramen belakangan ini, kalau begitu kami permisi dulu," ucap temannya Yoona sambil menarik lengan bajunya.
"Eh! Eh ... tunggu Aku belum selesai dengannya," ucap Yoona yang juga mulai kesal terhadap Lee Joon.
"Sudahlah Yoona, apa kau gila, kita baru saja masuk ke kampus ini dan kamu mau membuat masalah," bisik temannya Yoona di telinganya.
"Bukan begitu ... hei! Aku belum selesai dengan dia, tunggu du-"
"Ah maaf senior, hehe tolong maklumi ya," temannya Yoona menarik pergi Yoona.
Yoona diseret pergi oleh temannya sambil menutup mulut Yoona yang kalau tidak ditutup akan mengeluarkan kata-kata mutiaranya. Sedangkan Lee Joon, ia masih diam saja melihat Yoona yang semakin jauh dari lorong itu.
Saat Lee Joon hendak mau pergi, kakinya tak sengaja menyentuh roti yang dilemparkan oleh Yoona ke mukanya tadi, Lee Joon pun mengambil roti itu dan memakannya.
"Dasar wanita itu! bisa-bisanya dia mubazir makanan seperti ini, apa dia orang kaya?!" gumam Lee Joon dan menggigit besar roti yang dilemparkan oleh Yoona tadi.
Pukul 15.35 sore Jam pulang ....
Park Yoona dan temannya yang bernama So Min nampak baru saja keluar dari gerbang kampusnya. dan So Min sangat penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Yoona tadi.
"Apa kamu gila ya, Yoona?! padahal kita baru saja lulus SMA, itupun beruntung karena kepala sekolah SMA kita mau memaafkanmu," ucap So Min pada Yoona.
"Kenapa kamu jadi mengungkit masa lalu itu So Min?" jawab Yoona.
"Kamukan tahu sendiri, saat SMA kamu sangat suka berkelahi, dan itupun 3 kali dalam seminggu, padahalkan kamu perempuan yang cukup cantik, pantas saja kamu tidak memiliki pasangan sampai sekarang," ejek So Min terhadap Yoona.
"So Min, Aku rasa semangat berkelahiku belum padam sepenuhnya, apa kau mau mencobanya?" jawab Yoona yang kesal dengan perkataan temannya itu.
"Maafkan Aku, hehe. Tapi tadi Aku sangat terkejut karena kau berani memarahi pria yang tadi, senior kita," ucap So Min.
"Maksudmu Lee Joon?" jawab Yoona sambil menaikkan alisnya.
"Kamu kenal? kok bisa? bahkan kamu tahu namanya, apakah kalian sudah pernah bertemu sebelumnya? jawab Aku Yoona," ucap So Min yang semakin penasaran tentang hubungan Yoona dan Lee Joon.
"Satu-satu dong kalau bertanya, Aku beberapa hari yang lalu tak sengaja menabraknya di lorong itu, sama seperti tadi, dia juga sedang melamun sesaat sebelum kami bertabrakan," ujar Yoona menceritakan awal mula ia mengenal dan bertemu Lee Joon secara tak sengaja.
"Apa dia tipe pria yang suka melamun?" sambung So Min.
"Entahlah, tapi saat itu tatapannya saat melihatku seperti terkejut dan syok, seolah-olah Aku ini adalah arwah gentayangan saja, lalu dia tiba-tiba ia memegang kepalanya karena kesakitan," jelas Yoona.
"Kesakitan? jangan-jangan kamu-"
"Bukan seperti yang kau bayangkan So Min, Aku sama sekali tidak memukulnya, bahkan menyentuh pun tidak."
"Terus setelah itu bagaimana?"
"Lalu setelah itu.. rahasia! Hehe."
"Ah ... Yoona ... ayolah, jangan membuatku mati penasaran begitu."
"Maaf So Min, sepertinya busku sudah datang, Aku duluan ya, sampai jumpa lagi."
"Dasar Yoona, akukan jadi penasaran."
Park Yoona dan So Min berpisah di halte bus. Yoona yang tengah dalam perjalanan pulang ke rumahnya didalam bus tak menyangka akan bertemu dengan orang yang hendak mengganggunya.
Yoona didatangi oleh seorang pria yang cukup tua, seperti sudah berkeluarga atau berkepala empat.
"Maaf, apa boleh saya duduk di sini?" ucap seorang pria misterius pada Yoona.
"Ah ... tentu Pak, silahkan," jawab Yoona.
Bapak itu pun duduk disebelah kursi Yoona, namun Yoona tidak menyadari bahwa Bapak yang duduk di sebelahnya itu mempunyai niat jahat padanya.
Yoona yang sedang memandang keluar dari jendela bus tak melihat tangan jahat yang hendak masuk ke selangkangannya, dan ketika jari bapak jahat itu 3 cm lagi menyentuh Yoona, tiba-tiba terdengar suara pria yang menghampirinya.
"Hei brengsek! itu tempat dudukku, bisakah kamu pergi."
"Lee Joon?!!" sentak Yoona yang terkejut melihat Lee Joon yang satu bus dengannya.
"Dasar anak muda ini, jaga mulutmu! memangnya mana buktinya kalau ini tempat dudukmu hah!" jawab pria aneh yang hendak berniat jahat pada Yoona tadi.
"Ini tiketku, dan nomor kursinya jelas di tempat Bapak duduk sekarang, nomor 45," jawab Lee Joon dengan nada agak keras.
"Dasar anak kurang ajar, disanakan masih banyak kursi kosong!" pria aneh itu masih tak mau mengaku.
"Jadi Bapak tidak mau pindah, kalau begitu sekalian saja aku buat Bapak keluar dari bus ini bagaimana?" ucap Lee Joon dengan tatapan sinis.