Ar&Gen (Not a Cinderella Story)

innaya amalia
Chapter #1

Prolog

Pagi itu tidak ada yang salah dengan dunia, selain seorang gadis yang nampaknya sangat kesusahan mendorong sepeda motornya yang pecah ban. Hari ini adalah senin. Semua orang berlomba-lomba dengan waktu untuk sampai ke tempat tujuan mereka masing-masing, begitu juga dengan Gen. Namun, dewi keberuntungan Gen nampaknya sedang absen hari ini.

Gadis itu melenguh kasar ketika mendapati tukang tambal ban yang biasanya Ia lihat setiap pagi belum buka. Itu berarti Ia harus berjalan 80 meter lagi ke tempat tambal ban selanjutnya. Dengan stok sabar yang sudah hampir limit, Gen terus memaksakan kedua kakinya yang sudah pegal untukku kembali melanjutkan perjalanan. Ia hampir saja menangis sebelum seorang laki-laki yang nampaknya sedang lari pagi membantunya mendorong motor scoopy merahnya yang berat.

“Sini dek, biar saya bantu,” ucap laki-laki itu.

Gen menatap heran sebelum menyerahkan motornya. Masalahnya, orang yang menawari Gen bantuan itu wajahnya hampir tidak terlihat. Laki-laki tegap itu menggunakan jaket lengan panjang dengan penutup kepala dan resleting yang menutupi setengah wajahnya. Ia juga menggunakan kaca mata hitam dan menutupi bagian wajahnya yang lain. Tapi masa bodoh untuk itu, tangan Gen sudah mati rasa dan kakinya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

“Terima kasih,” cicit Gen pelan.

Pemuda tinggi berbadan atletis itu berjalan terlebih dahulu, diikuti Gen yang berjalan pelan menyeret kakinya yang sudah tidak ingin berjalan. Tak lama, mereka berdua pun sampai. Dengan mengucap rasa syukur Gen mendudukan tubuhnya di sebuah kursi kosong di bengkel tersebut. Gadis itu dengan susah payah mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan karena aktivitas paginya yang cukup berat hari ini.

Coba aja gue punya pacar, keluhnya dalam hati.

Sempat lupa dengan keberadaan orang yang menolongnya, Gen tersentak ketika sebuah lengan menyodorkan sebotol Pocari Sweat di depan wajahnya. “Diminum,” ucap laki-laki itu.

“Eh- makasi banyak mas,” Gen menerima botol dingin itu dengan terkejut. “Minumannya jangan di bayar, biar saya aja nanti sekalian sama ongkos tambal bannya,” lanjut Gen.

Lihat selengkapnya