Bejo penasaran dengan cerita Kartono, soal dokter cantik yang baru datang di Desa Oka-Oka.
Katanya, selain cantik seperti Luna Maya, dokter itu juga sabar dan baik hati.
"Beuh pokoknya Kang Bejo kalau berobat sama dokter Ara, pasti sampaian bakal betah di kliniknya." cerita Kartono penuh antusias.
"Oalah. Kamu ini kalau cerita soal cewek cantik, kok ya nggak ada titik komanya.
Nanti kalau dengar istri kamu, bisa dibacok pakai pisau dapur, baru tahu! Terus udah gitu, aku juga nggak dikasih kesempatan tanya-tanya." protes Bejo.
"Lho sampaian mau tanya apa memangnya?" tanya Kartono.
"Dokter itu masih lajang apa sudah punya suami?" tanya Bejo to the point.
Bejo bingung menjawabnya. Tapi setahu Bejo, dokter Ara itu masih belum nikah.
"Tapi, apa hubungannya sudah nikah atau belum?" Kartono minta penjelasan yang pasti, sama Bejo.
"Kalau belum nikah kan bisa kita incer!" kata Bejo berlagak sok ganteng.
"Hahahahah. Dokter itu putih mulus sexy. Mana mau sama muka bulukan kayak kita-kita." kata Kartono mengolok-olok dirinya sendiri dan juga Bejo.
"Eh jangan salah. Jodoh nggak ada yang tahu!" kata Bejo dengan percaya diri.
"Lambemu..Kang. Nanti istri kamu piye. Nggak mungkin dia mau ngasih restu ke suaminya yang niat nikah lagi." Kartono menasehati Bejo.
"Gampang itu." sahut Bejo.
"Tunggu aku cari uang banyak-banyak dulu baru aku sogok istri aku dengan uang itu, biar dia ngasih restu / izin aku nikah lagi." Bejo berkhayal.
"Hahahaha. Berani memangnya ngomong ke istri kalau mau nikah lagi?" Kartono dengan nada mematahkan semangat Bejo.
"Berani. Perempuan itu kuncinya satu. Dia harus disogok dengan uang banyak, biar dia patuh sama kita," Bejo berdiplomasi di depan Kartono.
"Oalah. Terserah sampaian Kang. Semoga cita-citamu tercapai ya punya bini dua. Tapi, yang pasti bukan dokter Ara ya, calon istri kamu yang kedua nanti. Dia sudah jadi milik aku!" Gantian Kartono yang berkhayal mendapatkan dokter Ara.
***
Bejo dan Kartono tak berkedip, saat seseorang berhenti tepat di depannya. Dia menanyakan lokasi warung / kedai tempat belanja sayur.
"Bang maaf, disini warung sayuran dimana ya?" tanya perempuan tinggi semampai, dengan rambut panjang melebihi bahunya itu. Kulitnya putih. Matanya lebar dan bulu matanya begitu lentik.
Kartono dan Bejo saling pandang. Mereka tak bisa menjawab pertanyaan perempuan cantik itu.
"Bang.....," panggil perempuan itu hati-hati.