Hari-hari telah berlalu begitu cepat. Arabella bahkan belum mendapatkan lampu hijau dari rencana besarnya. Kemungkinan pahitnya adalah cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Karena beberapa hari belakangan ini dia tidak bisa mendekati Zaidan. Kesibukan syuting dan sekolah benar-benar menyita waktunya.
Akibat dari aksi bolos sebelumnya membuat Arabella mendapat hukuman dari orang tuanya. Hukuman itu berupa tambahan pekerjaan, bimbel, dan les musik. Arabella pun semakin yakin kalau sang ibu berniat membuat Arabella jari versi dirinya. Versi Arabella yang menjadikan dirinya sebagai spotlight atau sorotan semua perhatian padanya.
Mengingat kembali pada masa-masa kejayaan Iriana dulu, kala semua mata dan media tak pernah sekalipun lepas dari sosok Iriana. Berbagai film, sinetron, iklan, acara ragam, bahkan bukan hal sulit baginya saat mencoba terjun ke dunia tarik suara. Orang-orang mengenal Irisana sebagai cinta pertama bangsa karena selalu berhasil membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya.
Iriana memulai karir sejak umur belia. Citra yang dimilikinya cukup bersih dan jauh dari rumor buruk. Selain karena visualnya yang menonjol, segudang bakat yang dimiliki Iriana pun berhasil menaikan namanya dari tahun ke tahun. Pada masa itu hanya segelintir publik figur multitalenta seperti Iriana. Namun, hanya Iriana yang mampu mempertahankan bahkan semakin melambungkan namanya di dunia hiburan.
Sampai ketika di tahun 1997, sang bintang menghilang begitu saja seolah-olah menghilang ditelan bumi. Siaran televisi mulai merubah suasana hati pemirsa. Tak ada jejak atau kabar terbaru dari Iriana. Padahal biasanya nama, wajah, dan suaranya selalu lalu-lalang di televisi, radio, majalah, dan koran.
Untuk beberapa bulan pertama jejak Iriana masih terlihat dari iklan yang dibintanginya. Namun, ketika semua masa kontrak kerjanya berakhir semuanya benar-benar menghilang. Selebaran-selebaran berisi wajah Iriana yang memenuhi penjuru kota kian memudar. Angin dan hujan berhasil mengoyak keutuhan kertas yang dulu sering dipandangi dan dikagumi. Dan kini orang-orang tak segan menginjak kertas berisi wajar Iriana yang telah terbang dan mendarat menjadi sampah.
Hingga di tahun 2002, Iriana tiba-tiba muncul di depan publik sambil menggandeng seorang gadis kecil berwajah cantik. Tak lama kemudian media massa serentak memberitakan kemunculan Iriana. Semua industri hiburan mengubah topik dan kembali mengarahkan sorotan mereka pada Iriana. Namun, kali ini berbeda dari biasanya. Untuk yang pertama kalinya semua media menulis artikel dan siaran berita live negatif tentang Iriana.
Kekecewaan terpancar pada wajah masyarakat saat siaran televisi memberitakan tentang latar belakang menghilangnya Iriana dikarenakan pernikahan dan kelahiran seorang anak. Media melaporkan kalau Iriana menikah diam-diam dengan seorang pengusaha setelah dinyatakan mengandung seorang anak perempuan. Tak hanya itu, comeback Iriana tak disambut dengan baik karena perubahan penampilan sang aktris.
Meski muncul dengan wajah tersenyum, tapi aura bintang Iriana benar-benar menghilang. Wajahnya tak secantik dulu, tubuhnya tak se-ideal dulu, bahkan sorot mata yang biasa memancarkan aura bintang itu seketika berubah redup. Sejak saat itu nama Iriana di industri hiburan hanyalah tinggal sejarah.
Begitu kejam orang-orang memperlakukan Iriana hanya karena tak lagi muda dan cantik. Namun, Iriana masih dianggap beruntung karena tidak jatuh bangkrut karena sokongan ekonomi dari pihak suami. Beruntungnya dia menikahi pria kaya, jika tidak sudah pasti dunianya ikut jatuh bersama karirnya.
Dua tahun kemudian, tepatnya di tahun 2004, Iriana kembali bekerja di dunia hiburan. Kali ini dia tidak berdiri di depan kamera, tapi memilih bersembunyi di balik layar sebagai manager artis cilik Arabella Putri. Ya, Iriana dengan penuh keyakinan mendorong putrinya untuk terjun ke dunia yang sama sepertinya. Tidak hanya mendorong, Iriana bahkan mengarahkan jejak kakinya pada sang putri untuk diikuti setiap langkahnya sama persis.
Sampailah pada tahun 2015 dimana Iriana berhasil membentuk Arabella seperti sosok dirinya di masa lalu. Meski berbeda masa, tapi orang-orang masih melihat sosok Iriana lewat diri Arabella. Bukan hanya wajahnya, tapi suara dan kemampuan aktingnya sama bagusnya seperti sang ibu.
Seperti yang terjadi hari ini ketika lampu sorot menerangi satu-satunya objek yaitu sang bintang Arabella. Di atas panggung megah dengan gaun biru muda dan topeng kupu-kupu yang menutupi area mata—gadis itu berhasil menghipnotis penonton dengan suara merdu dan permainan pianonya. Sesuai dengan harapan Iriana bahwa kini ia telah berhasil membuka jalan untuk penerusnya yaitu putrinya sendiri. Dengan begitu nama Iriana tidak akan pernah benar-benar dilupakan publik.
Prok prok prok
Arabella tersenyum hangat saat mendengar suara gemuruh yang berasal dari tepuk tangan penonton. Tak seperti bibirnya, pikiran dan hatinya sama sekali tak menikmati suasana ini. Entah kenapa Arabella seolah merasa tidak puas dengan hasil kerja dan feedback yang diterimanya.
“Kenapa dia memakai topeng mata?” bisik salah satu penonton wanita.
Rekan di sampingnya menjawab, “Apalagi kalau bukan membuat trend? Dia kan suka menjadi sorotan dengan mencari perhatian publik.”
“Tidak hanya terobsesi pada ibunya, karakternya pun sama persis. Dan satu hal yang pasti kalau mereka mahir menggoda laki-laki,” ucapnya dengan tatapan tidak suka mengarah ke panggung.
Arabella menyadari hal itu dengan cepat. Karena sejatinya dia memang memiliki kemampuan lebih pada inderanya. Tak ada yang tahu kalau dia bisa mendengar apa yang biasanya orang lain tak dengar. Dia juga bisa mencium aroma setipis apapun. Meski begitu ia tidak bisa menganggap kemampuannya sebagai kelebihan, faktanya yang selama ini ia dapatkan hanyalah ketidaknyamanan semata.
Tak lama kemudian sang pembawa acara datang menghampiri Arabella. Gadis itu digandeng ke arah depan untuk menyapa penonton dari dekat. Sebenarnya Arabella mendengar instruksi dari in ear monitor di telinga yang memintanya untuk melepas topeng di bagian mata, tapi gadis itu memilih mengabaikan dan malah sengaja melepas in ear agar tidak terganggu.
“Penampilan yang sangat memukau. Selamat untuk perilisan single terbarunya, Arabella,” ungkap sang pembawa acara dengan tersenyum ramah.
“Terima kasih,” ungkap Arabella sambil sedikit menunduk merendahkan tubuhnya.
“Kau tahu, Arabella, semua pria di sini sama sekali tak berkedip selama penampilanmu. Mereka terhipnotis. Gaunmu sangat mendukung wajah cantikmu, permainan pianomu juga mendukung suara merdumu,” puji pembawa acara tersebut.
“Aah, benarkan? Sayang sekali ….” ungkapnya dengan wajah kecewa.
Pembawa acara itu langsung panik melihat ekspresi Arabella. Dia benar-benar takut salah bicara sampai membuat artisnya tersinggung. Melihat hal itu membuat Arabella tersenyum menunjukan deretan gigi cantiknya. Dia pun langsung mengklarifikasi dan menjelaskan maksud ucapannya. “Sayang sekali penampilanku hanya bisa menghipnotis penonton pria. Padahal aku mempersembahkan segalanya untuk dinikmati semua kalangan. Seni itu tidak terbatas, bukan? Aku berakting dan bernyanyi untuk dinikmati semua orang, tidak hanya laki-laki. Kedepannya aku akan berusaha lebih keras memberikan yang terbaik untuk dinikmati semuanya. Terima kasih.”
Semua penonton bertepuk tangan keras. Sementara pembawa acara itu hanya bisa tersenyum kikuk. Hingga sampai acara selesai pun sang pembawa acara cantik bernama Helen itu masih memikirkan kejadian di panggung tadi. Entah dia yang salah berbicara atau memang Arabella yang terlalu menanggapi ucapannya dengan serius. Yang pasti hal itu berhasil membuat suasana menjadi canggung.
“Bella, apa yang kau lakukan?” bentak Iriana saat melihat putrinya bergegas masuk ke ruang artis untuk berganti pakaian dan menghapus riasan di wajahnya.
Arabella menoleh ke arah cermin dan melihat sang ibu tengah menahan emosi di belakangnya. “Aku sudah melakukannya dengan benar, kan? Tujuan ibu menaruhku di posisi ini agar bisa mendapatkan cinta dari semua orang, kan? Kalau targetku hanya kaum laki-laki, maka tidak ada yang akan mengerti posisiku sebagai perempuan. Aku butuh penggemar yang mengerti posisiku, tidak hanya menikmati posisiku.”