"Kayanya Bella udah punya pacar deh." Diko membuka percakapan saat mereka sedang menunggu mie ayam di kantin.
"Tau dari mana lo?"
"Tadi gue liat dia di UKS sama Okta, dia lagi bantu pasangin elastic banded."
"Okta anak kelas XII yang kapten basket itu?"
"Hmm."
Setelah mendengar itu, Elvan langsung bangkit dari tempat duduknya. Teman-temannya yang melihat reflek langsung menariknya agar kembali duduk.
"Lo mau kemana Men? Calm down!"
"Gue cuma pengen liat."
"Pasti mereka juga udah balik. Mending lo makan, noh Mang Atang dah dateng."
Dari jauh memang Mang Atang terlihat membawa nampan besar berisi mangkok-mangkok gambar ayam.
"Ini silahkan mie ayamnya Mas Elvan dan temen-temennya."
"Wah parah ni Mang Atang, masak yang dihafalin cuma nama Elvan."
"Bukan begitu Mas Rido, biar pendek aja." kata Mang Atang sedikit salah tingkah.
Sayup-sayup terdengar suara tawa Salsa, Rido yang hafal sekali dengan suara itu langsung celingukan. Benar saja, Salsa dan Vanya baru saja masuk area kantin sambil bercanda. Saat melewati rombongan Elvan dan teman-temannya, Salsa langsung membuang muka. Sepertinya dia masih kesal dengan Rido yang mengolok-oloknya.
"Dasar pendendam."
"Kenapa si Do?"
"Itu si Salsa, bisa-bisanya buang muka di depan gue."
Semua mata langsung tertuju pada dua orang cewek yang ditunjuk Rido. Elvan yang menyadari tidak ada Bella di sana langsung menghentikan makannya.
"Titip bayarin." Elvan melempar uang sepuluh ribuan ke tengah meja lantas berdiri.
"Lo mau kemana? Woy!!"
Percuma, Elvan sudah tidak mendengar. Dia langsung lari menuju UKS, tapi di tengah jalan tiba-tiba dia berhenti. Seperti ada rasa takut jika ternyata apa yang dikatakan Diko benar. Beruntung bagi Elvan, sesampainya di UKS cuma ada Bella yang sedang menguap bosan.
"Ngapain lo di sini? Sakit?"
"Tumben perhatian?"
"Enak aja, gue cuma menjalankan tugas sebagai penunggu UKS yang baik."
"Emang Mbak Desi kemana?"
"Mana gue tau."
"Kirain lo dimintain tolong buat gantiin Mbak Desi jaga UKS."
"Gue lagi dihukum. Puas lo?"
Elvan hanya tertawa, bukan karena mengejek Bella tapi karena lega. Dia pikir, Bella di UKS hanya karena Okta.
✈✈✈
Pukul setengah lima sore gerimis mengguyur sebagian besar kota di Jakarta, termasuk SMA Centaurus. Elvan memarkirkan motor ninja kesayangannya di samping gerbang lalu duduk di atasnya. Seorang cewek dengan rambut terurai berantakan baru saja keluar dari pintu gerbang, wajahnya tampak kesal tapi justru menambahkan kesan imut pada dirinya.
"Bareng gue aja yuk." Bella kaget, sepertinya dia tidak menyadari kehadiran Elvan.
"Males banget."
"Yaudah kalo lo mau kehujanan di jalan."