"Awalnya, saya tidak berniat atau bercita-cita menjadi seorang penulis. Hanya saja, pada tahun 2013, karena kegalauan, saya jadi sering menuliskannya di blog saya. Ketika itu, tidak sedikit pun saya berpikir atau berniat kalau kisah yang saya tulis akan menginspirasi banyak orang."
Begitulah tutur penulis bernama Naraya Naladhipa yang novelnya telah berhasil menginspirasi banyak pembacanya. Tulisan yang tak sengaja ia tulis di blog lalu ia kumpulkan menjadi sebuah kisah, kemudian dibukukan karena berniat ingin memiliki karyanya secara fisik, ternyata mendapat sambutan hangat dan membuat bukunya banyak dipesan. Bukan hanya penggemarnya di Indonesia, tapi sampai juga kepada beberapa penggemarnya di negara lain. Seperti di Inggris, Malaysia, Prancis dan lainnya.
Jam di tangan sudah menunjukan angka dua belas nol-nol. Itu artinya sudah empat jam acara diskusi dan bedah buku ini berlangsung. Nara yang diundang sebagai pembicara pun akhirnya menyudahi setelah ia berhasil menjawab semua pertanyaan yang terkumpul dari panitia. Jawaban terakhir dari Nara pun mengakhiri sesi tanya jawab dari para siswa dan siswi salah satu sekolah di Purbalingga.
Acara memang berakhir, tapi tidak dengan keriuhan dari para penggemarnya yang mayoritas adalah para remaja yang masih duduk di bangku SMA.
"Makasiiih, Kak." Teriakan dari puluhan adik-adik pelajar itu masih Nara dengar dari kejauhan. Nara pun tersenyum seraya melambaikan tangan ke arah mereka.
"Kak, boleh minta fotonya, Kak?"