Arah Pulang

Dunia Gerhana
Chapter #1

Hari-hari Sendiri

Ungkapan hati Reina

”Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Setiap perpisahan pasti meninggalkan sebuah kenangan. Itulah yang terjadi dalam sebuah percintaan. Perjalanan cinta yang tidak ada habisnya mengurai rasa, menangis, tertawa, berduka ataupun bahagia. Ketika jatuh cinta pasti ada saatnya patah. Begitu pun ketika patah hati pasti ada saatnya memulai kembali. Mencintai dan dicintai adalah sebuah pilihan. Ketika mencintai maka jangan berharap untuk dicintai. Ketika dicintai maka jangan berharap mencintai. Tapi jika keduanya bisa bersamaan maka itulah yang disebut dengan keajaiban cinta. Karena sesungguhnya tidak ada yang sempurna dalam hal cinta. Namun cintalah yang menjadikan kedua orang yang berbeda menjadi sempurna.

Hubunganku dengan Rizal kini sudah berakhir. Mereka selalu beranggapan bahwa aku adalah perempuan yang sangat beruntung bisa mendapatkannya, karena Rizal salah satu lelaki incaran kaum wanita. Bukan hanya karena ketampanannya, kepintaran dan kebaikannya yang selalu membuat para hati perempuan terenyuh dibuatnya. Aku akui Rizal memang sangat pintar dan baik, tapi ada hal yang tidak diketahui orang lain tentang dirinya, hanya aku yang merasakannya. Bukan hanya orang lain yang sering merasakan kebaikannya, aku pun seing merasakannya sebelum menjalin hubungan dengannya, aku bahkan lebih tahu bagaimana sikap baiknya, rela berkorbannya dan kebaikan-kebaikan lainnya yang tidak bisa ku sebutkan satu per satu. Sejak pertama kali aku menjalin hubungan dengannya, aku merassa menjadi perempuan yang sangat beruntung mendapatkan cintanya. Tapi ternyata itu hanya sementara. Hubunganku dengannya sudah berlangsung 2 tahun. Waktu yang cukup lama bukan untuk mengukir sebuah kenangan? Aku selalu berfikir kalau Rizal adalah Cinta terakhirku dan kita pun sudah sering mengobrolkan masa depan. Tapi aku salah, hubunganku dengannya kini sudah berakhir beberapa bulan yang lalu. Memang aku yang mengakhirinya karena aku merasa hanya ini jalan satu-satunya. Bahkan pada saat tanggal 17 Januari kemarin, tanggal jadian kami pun tak ada yang istimewa, aku hanya mengirim sebuah kata berisi ungkapan perasaanku kepadanya dan dia hanya merespon dengan singkat. Aku kira, dia sudah mempunyai seseorang baru yang mengisi hari-harinya sehingga untuk membuat sesuatu yang menarik di tanggal tersebut pun tidak terlalu diperdulikan. Ternyata perkiraanku benar. Selama aku liburan ke Jogja, dia dekat dengan salah seorang perempuan di Jakarta yang ternyata teman sekomunitasnya. Bahkan bukan hanya dekat, Rizal sudah menyatakan perasaannya kepada gadis tersebut tanpa sepengetahuanku. Tapi bagaimana bisa aku tahu itu? Aku juga tidak tahu. Tapi instingku berbicara seperti itu. Hingga kebenaran pun terungkap, aku pun akhirnya melepaskannya meski dengan hati yang patah.

~~

Satu jam telah berlalu, Reina masih menunggu kedatangan seniornya, Anti. Reina tak menyangka jika pertemuannya dengan Anti sekitar lima bulan yang lalu mendorong dirinya untuk berbagi cerita dan pengalaman dengannya. Reina Cahya Pertiwi, gadis yang sangat ceria namun mempunyai kepribadian introvert, sulit percaya kepada orang lain dan cenderung tertutup. Rianti Putri, gadis yang sangat humoris tetapi mempunyai kepribadian yang sama dengan Reina, introvert. Namun takdir telah mengatur semuanya. Keduanya bertemu dan menjadi sahabat yang saling mengerti satu sama lain.

Hatinya mulai resah, Anti belum datang juga sampai saat ini. Jari jemarinya berencana menekan sebuah kontak bertulisan "ka Anti" dan berniat untuk menelponnya. Tiba-tiba sebuah teriakan yang cukup lantang terdengar memanggil namanya dari belakang dan menggagalkan niatnya tersebut.

"Reee....” panggil Anti dengan wajah kelelahan dari kejauhan yang sedang berjalan terburu-buru menghampirinya dengan tangan kanan membawa sekantong cemilan dan tangan kiri membawa laptop. Kemudian duduk di hadapannya.

"Yaampun kak Anti lama banget sih," rengek Reina sambil memeriksa cemilan apa saja yang dibawa oleh Anti.

Anti yang masih mengatur nafasnya pun menjawab rengekan Reina dengan sedikit bercanda. "Iya nih maaf yaa. Dari tadi abang grabnya nolak terus coba udah lima kali padahal aku kan ga nyatain Cinta.”

Seketika Reina tertawa mendengar penjelasan Anti. Kepalanya geleng-geleng tak percaya kalau sahabatnya sudah diabaikan lima kali oleh pengemudi ojek online. "Kakak... Kakak...kasian amat sih ditolak mulu. Kayaknya abangya tau deh kalau kakak kelamaan jomlo makanya gak mau nerima."

Anti pasrah mendengar ucapan Reina yang berisi kata “Jomlo”. Ia juga tak pernah bercerita seputar kisah percintaannya kepada Reina, sehingga Reina sering mengejeknya dengan sebutan “jomlo”.

"Iya kali yaaaa.”

"By the way kak, gimana skripsinya udah beres belom?" Reina sengaja melemparkan pertanyaan yang tidak pernah mau didengar oleh Anti sebagai balasan karena telah membuatnya menunggu selama satu jam.

"Re...re kamu itu bisa aja ya kalau balas dendam pake acara ngajuin pertanyaan itu segala lagi," ketus Anti yang sedang mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

"Sorry sorry. Cepet kelar ya kak. Biar aku bisa liat kakak dapet pendamping pas wisuda. Jangan ngejomlo terus," ejek Reina sembari menyeruput minumannya. Ia ingin sahabatnya tersebut tidak hidup sendirian lagi, ia hanya ingin sahabatnya bahagia dengan mempunyai pasangan. Meskipun ia tahu bahwa dengan mempunyai pasangan tidak menjamin kebahagaiaan seseorang seperti apa yang dia rasakan.

"AMIIIIN," ucap Anti lantang bersamaan dengan bunyi getar hp Rena, tanda notifikasi masuk. “Drrr...drrr...drrr”

Reina mengambil handphonenya lalu memeriksa pesan dari siapa yang masuk. Setelah melihat pesan tersebut, ia meletakkan kembali handphonenya pada posisi semula tanpa membalasnya. Wajahnya berubah menjadi tampak kesal menandakan bahwa “mood-nya” berubah setelah melihat notifikasi yang masuk ke dalam handphonenya.

Anti yang melihat perubahan wajah Reina mulai penasaran dengan sosok yang mengirim pesan kepada sahabatnya tersebut. "Kenapa ga dibales Re? Katanya hp nya sepi ga ada yang ngechat, giliran ada yang ngechat, ga dibales" rayu Anti sambil nyengir untuk mengembalikan mood Reina.

Masih dengan wajah yang tampak kesal, Reina berusaha mengatur nafasnya "Males kak. Lagian itu pesan dari Rizal kak."

"Bagus dong. Bukannya kamu suka kalau Rizal chat kamu. Ayo bales!" bujuk Anti kepada Reina untuk membalas pesan tersebut. Ia belum mengetahui kalau hubungan Rizal dan Reina sudah berakhir beberapa bulan yang lalu. Ia hanya tahu kalau hubungan mereka berdua sedang tidak baik.

Tangan Reina mengambil kembali minuman yang ada di hadapannya. "Buat apa dibales kak toh aku udah enggak ada apa-apa lagi sama dia", ucapnya santai sambil menyeruput es jeruk yang tinggal setengah. Suasana moodnya tambah buruk ketika ia harus mulai membahas Rizal.

"Lah serius Re? " tanya Anti kaget. Setahunya, beberapa bulan yang lalu ia mendengar dari Reina kalau mereka berdua sudah serius mempersiapkan masa depan mereka. Meskipun terkadang ia juga mendengar gosip kalau hubungan mereka sedang tidak baik. Tapi ia tidak pernah mendengar sama sekali gosip bahwa sekarang hubungan mereka sudah berakhir. Ditambah mereka berdua sibuk dan jarang menghabiskan waktu bersama.

"Iya serius kak, udah empat bulan lalu aku udahan sama dia. Aku cape kak."

Anti kaget ketika mendengar bahwa hubungan mereka sudah berakhir semenjak empat bulan yang lalu. "Siapa yang ngudahinnya Re?", tanyanya penasaran.

Ia sangat tahu bahwa Reina seringkali menyudahi hubungannya dengan beberapa lelaki, bukan karena perasaannya sudah hilang, tetapi Reina merasa bahwa sudah waktunya mereka harus berpisah. Selain itu, Reina selalu terganggu dengan perkataan orang lain yang selalu ikut campur dalam hubungan mereka.

"A..ku.." mata Reina berbinar, bibirnya bergetar ketika meyebutkan bahwa dirinya yang mengakhiri hubungan tersebut.

"Karena masalah apa Re? Bukannya kamu bilang beberapa bulan yang lalu kalau kalian sedang mempersiapkan ke hubungan yang lebih serius. Kenapa tiba-tiba kamu mengakhirinya? " desak Anti yang meminta penjelasan lanjut Reina.

"Hemm" Reina bergumam, menghela nafas sejenak berusaha menguatkan dirinya untuk menceritakan duduk permasalahan yang menyebabkan hubungan dirinya dan Rizal berakhir. "Sebenarnya hubungan kami dari sejak beberapa bulan kemarin memang sangat rentan. Kami sering berantem karena sebuah masalah kecil. Tapi kali ini, aku udah ga kuat lagi. Awalnya aku tak terganggu dengan pembicaraan orang lain tentang Rizal dan Desi, tapi lama kelamaan aku mulai curiga dan penasaran ada apa di antara mereka berdua. Setelah aku cari tahu ternyata Rizal jujur bilang ke Desi kalau dia menyayanginya, padahal saat itu Rizal masih berhubungan dengan aku. Dia ga cerita apa-apa ke aku masalah ini. Padahal aku sering nanya ke Rizal, kalau dia udah suka sama orang lain, jujur aja sama aku. Tapi ternyata dia malah enggak jujur. Malahan aku tau itu karena Desi nunjukkin bukti chatnya yang berisi pernyataan perasaan Rizal kepadanya. Parah banget kan kak. Kecewa aku sama dia. Ditambah lagi awal-awal dia menjalin hubungan sama aku ternyata dia masih menjalin hubungan dengan orang yang dia sayangi semasa SMA. Aku gak nyangka banget kalau ternyata Rizal kayak gini sama aku kak."

Dadanya sesak, matanya mulai mengeluarkan air mata, hidungnya pun basah, tangannya berusaha menghapus setiap air mata yang membasahi pipinya. Anti mencoba menenangkannya dengan menepuk-nepuk bahu kirinya. Ia prihatin dengan permasalahan yang menimpa Reina saat ini.  

Suasana pun menjadi hening, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka berdua. Hanyalah air mata yang terus menerus jatuh membasahi pipi Reina. Anti pun belum memberanikan dirinya untuk bertanya kembali seputar masalah tersebut. Ia ingin Reina menangis terlebih dahulu, meluapkan kekecewaannya melalui tangisan, agar Reina lebih tenang.

"Salah aku apa kak? Aku ga tau salah aku apa. Aku tanya dia salah aku apa, dia bilang aku ga salah. Tapi kenapa dia melalukan hal ini sama aku kaaaak?" erang Reina dengan emosi yang semakin memuncak.  

Untungnya suasana di tempat tersebut sedang sepi, hanya ada mereka berdua sehigga orang-orang tidak akan bertanya-tanya ketika melihat tingkah Reina yang penuh dengan emosi.

"Sabar Re, Sabar. Kamu kuat, kamu harus tunjukin ke dia kalau kamu bisa tanpa dia." Anti menguatkan Reina dengan perasaan khawatir kepada sahabatnya tersebut.

Reina kembali terdiam. Saat ini hatinya sangat hancur. Baginya, berbicara tentang hubungannya dengan Rizal hanya membuka luka yang sudah terpendam. Namun jika ia tidak menceritakannya mungkin saja ia bisa jatuh sakit karena menjadi beban pikirannya.

Anti berusaha kembali menenangkan Reina, menasehatinya, menguatkannya dan memberi semangat untuk bangkit dari keterpurukannya saat ini.

"Re, kamu udah tenang?" tanya Anti ragu.

Reina mengangguk dan tersenyum kepada Anti dengan mata yang sedikit sembab. "Ih aku malu nangis di depan kakak," cengirnya, tangannya perlahan menghapus air matanya dan mengeluarkan kaca dari tasnya, memperhatikan wajahnya yang sudah tak karuan.

Anti pun tertawa melihat tingkah Reina yang memang berbeda dari orang pada umumnya. Orang lain tidak akan pernah menyangka kalau Reina mampu tertawa setelah menangis yang cukup dalam. Sikapnya sangat sulit ditebak. Terkadang ketika kita menebak sikapnya menunjukkan tertawa atau bahagia ternyata sebenarnya Reina tidak bahagia begitupun sebaliknya. Hal inilah yang membuat Anti nyaman berbagi cerita dan pengalaman kepada Reina. Karena ia berbeda dengan gadis pada umumnya. Dia unik dan juga menarik dengan sikap apa adanya. Sikapnya yang blak-blakan tapi tetap menjaga perasaan orang lain. Dan yang paling menarik dari semua sikapnya, ia tidak suka mengurusi urusan orang lain yang tidak ada kaitan dengannya.

“Kamu tetep cantik kok. Malahan cantikan kayak gini Re.”

“Ih kakak bisa aja.”

Keduanya pun menghabiskan sore tersebut dengan kembali berbagi cerita satu sama lain. Reina kembali menceritakan kronologi hubungan dia dengan Rizal yang sudah kandas dengan suasana hati yang mulai tenang. Anti pun bercerita tentang keinginannya untuk membuka sebuah bisnis kecil-kecilan untuk menunjang keperluan hidupnya di kota Jakarta. Kali ini Reina tidak menangis, dia bercerita dengan lebih tenang dan tegar. Walaupun wajahnya masih terlihat enggan untuk bercerita tapi setidaknya ia mulai merasa lega karena satu per satu rasa sesaknya hilang.

Semesta, aku tahu patah hati itu sangat menyakitkan bahkan selalu membuatku lelah untuk memulai kembali. Tapi apakah aku akan selalu seperti ini? Aku hanya ingin bahagia ketika memutuskan bersama, bukan bahagia ketika memutuskan sendiri. Mungkin semua karena sikapku atau kamu lebih menyukaiku sendiri dan sepi. Semesta tetap temani aku.

~~

Lembaran-lembaran schedule berwarna-warni dilengkapi dengan sebuah angka dimulai 1 sampai 30 tersusun rapi. Sebuah quote-qoute yang sengaja ditempel sebagai ajang penyemangat pun ikut meramaikan dinding kamar. Buku-buku tersusun rapi dengan berbagai jenis buku. Uniknya rak buku tersebut memiliki macam-macam warna. Warna ungu untuk kumpulan buku prosa, puisi, novel dam sejenisnya. Warna merah muda untuk kumpulan buku akademik. Warna kuning untuk kumpulan buku motivator. Warna biru untuk kumpulan buku bebas. Dan yang terakhir warna campuran antara hitam dan putih memuat buku-buku catatan atau notes pribadi. Reina tipikal orang yang sangat menyukai seni. Hampir setiap sudut kamarnya dipenuhi dengan berbagai jenis karya seni. Bahkan koleksi bonekanya pun bukan hanya satu tapi banyak. Boneka tersebut ada yang ia beli sendiri dan ada juga hasil pemberian teman-temannya termasuk para penggemarnya.

Ia sering menghabiskan waktunya untuk membaca dan menulis di sebuah meja kecil yang ia letakkan di sebelah ranjang. Meja berwarna coklat pekat tersebut dipenuhi dengan tumpukan buku yang berwarna-warni, buku yang berisi tulisan-tulisan indahnya. Baginya menulis adalah sesuatu yang sangat disukainya. Dengan menulis, ia mampu menuangkan pikiran-pikirannya. Bukan hanya itu, dirinya pun sudah dikenal sebagai “Queen Poem” di lingkungan kampus. Prestasinya dalam bidang kepenulisan sudah tidak diragukan lagi, bahkan dirinya merupakan salah satu perempuan yang dikagumi oleh kaum adam karena keunikan karakternya yang berbeda dari perempuan pada umumnya. Banyak kaum lelaki berusaha menyatakan cinta kepadanya. Namun ia bukan tergolong orang yang mudah jatuh cinta. Jatuh Cinta dan melupakan adalah hal tersulit dalam hidupnya. Ketika ia sudah melabuhkan hatinya kepada seseorang maka dipastikan ia tidak akan melepaskannya kecuali ketika sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Ia pun tak mudah melupakan seseorang yang pernah mengukir kenangan di dalam hidupnya.

Dalam hal percintaan, ia bukanlah orang yang beruntung. Kisahnya selalu berujung pada patah hati dan air mata. Bukan hanya sekali ia mengalaminya, bila dijumlahkan sudah sampai pada ketiga kalinya. Kisah cinta terakhirnya pun berujung sama seperti sebelumnya, dikecewakan. Kini ia memilih sendiri dan menikmati proses melepaskan setiap inci kenangan yang telah diukir olehnya. Mengubur semua kenangan masa lalu yang sering membuat dirinya terjaga setiap malam.

Lihat selengkapnya