Archangel

Elsy Anna
Chapter #1

Canon in D

Aku mendengar lagu itu diputar.


Alunan permainan sebuah lagu dari piano klasik kini memenuhi seisi gedung pusat perbelanjaan ini. Entah mengapa, lagu-lagu bergenre pop dan jazz yang sedari tadi dimainkan untuk menemani para pengunjung kini tiba-tiba berubah menjadi alunan musik instrumental klasik.

Dan lagu satu ini sangat-sangat familiar dengan telingaku.


Sebuah lagu yang mampu memutarkan kembali memori atas sebuah cerita lama yang telah disimpan rapat-rapat baik dalam bentuk ingatan di kepala maupun perasaan jauh dilubuk hati. Ya, lagu klasik ini pernah dimainkan oleh seseorang di masa lalu, yang mana karena lagu inilah aku jadi mengenal sosok dirinya sesungguhnya yang selama ini dia disembunyikan.

Lagu yang membuat hatiku seketika luluh lantak setiap kali mendengarnya, tidak peduli berapa lama waktu telah berlalu sejak saat itu. 

 

“Alika, are you okay?” tanya pria disebelahku.

Aku mengangguk pelan. “It’s fine. Tapi tolong berikan gue waktu untuk sendirian. Gue ingin menghayati lagu ini.”

Pria itu mengangguk. “Oke, gue jalan kesebelah sana ya. Lo duduk aja disini. Gue beliin es cokelat kesukaan elo didepan sana tuh.”

Thanks ya, Rick.” Jawabku setelah duduk disebuah kursi.

“Kalau ada apa-apa, telepon gue aja.” Ucapnya sebelum berlalu.

 

Setelah pria itu pergi, aku kembali diam. Pikiranku hanyut mengikuti irama lagu yang sedang diputar ini. Mungkin ini keseribu kalinya aku mendengarkan lagu ini, namun baru sekitar seratus kali terakhir aku tidak menangis lagi saat mendengarnya. Biasanya, baru saja mendengar intro lagunya, air mataku langsung tumpah ruah, dan pikiranku mendadak kacau balau. Mungkin memang perlu waktu untuk bisa menguasai diri sendiri setiap kali mendengarnya, baik sengaja maupun tidak, meskipun tetap saja ia belum mampu membuatku melupakan kisah panjang yang tersemat dibalik lantunan lagu ini.

Aku mengepalkan tangan diatas pangkuanku, kepalaku menunduk sejenak. Meskipun cara dan tempo dalam memainkan lagu ini sedikit berbeda dengan cara seseorang memainkannya dulu, dari tiap-tiap notasi yang dimainkan tetap menghasilkan rentetan irama yang sangat indah namun begitu tragis disaat yang bersamaan.

Setragis kisah hidupnya.

Lihat selengkapnya