Ardanareshwar

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #3

Kon'ya no tsuki wa kireidesu ne

Dini hari tepat setelah Shafa dan Rafi menyerahkan surat pengunduran diri mereka, keduanya kembali ke restoran untuk terakhir kalinya untuk perpisahan dengan rekan kerja mereka. Mereka terlihat datang pagi-pagi sekali tepat saat Fikri juga tiba dengan setelan baju terbaiknya saat itu.

"Akhirnya aku bisa sampai disini sepagi kalian, sayang sekali itu juga hari terakhirku bisa mengawasi kalian," ucap Fikri.

"Itu hanya masalah kebiasaan pak, kami menerapkannya sedari sekolah dan nampaknya masih ada orang yang bisa berangkat lebih pagi dari kami disekolah yang sama, jadi kapan pelepasannya," ucap Rafi.

"Kita tunggu jam persiapan dulu, apa kalian mau bantu-bantu bersiap untuk terakhir kali," ucap Fikri.

"Tentu saja," ucap Rafi.

...

Sementara itu disebuah keraton yang membentang sejauh mata memandang dan menjulang menembus awan. Ihsan terlihat sedang menemui beberapa jajarannya yang terlihat sudah sigap melakukan laporan mingguan mereka.

"Baiklah nampaknya sudah selesai berbincangnya, aku ingin laporan kalian untuk minggu ini, oiya, ini modal yang didapatkan oleh Kailash terhitung sampai hari ini, barangkali ada yang yang ingin menggunakan uangnya untuk riset, aku juga baru menyelesaikan model lingga yoni terbaru yang lebih kecil dari sebelumnya, kuharap ini bisa meningkatkan efektivitas kerja kita," ucap Ihsan sembari memperlihatkan laporan keuangan serta model terbaru dari pembangkit energi terbaru mereka yang terlihat selayaknya baterai kecil.

Para hadirin disana akhirnya menyampaikan masing-masing laporan mereka pada Ihsan sebelum akhirnya duduk kembali ditempat mereka.

"Sebelum kau memulai evaluasi mingguan, bolehkah aku mendapatkan spesifikasi dari lingga yoni terbaru ini," ucap seorang pemuda tinggi besar berkacamata dihadapan Ihsan.

"Owh, tenang saja mas Steve, datanya sedang diunggah oleh Yusuf," ucap Ihsan.

"Ah, tidak terlalu berbeda kan dari sebelumnya, aku takut murid-murid kebingungan karena terlalu banyak informasi yang harus diterima," ucap pemuda bernama Steve tadi.

"Kan hanya perlu memberikan informasi penyusunan saja mas, tenang saja, ini hanya lebih kecil saja dan mungkin energinya agak lebih besar, gak terlalu berbeda," ucap Ihsan

"Hhh kayaknya Yusuf selalu jadi pencatat, kau gak mau ikut laporan juga Suf," tanya seorang pemuda dengan kulit sawo matang dan rambut ikal yang terikat lengkap dengan brewok tipis di wajahnya.

"Aku dan Alim udah laporan duluan kemarin malam, hhh bahkan kayaknya Alim datang setiap malam deh, kayaknya sibuk banget anak itu," ucap Yusuf.

"Namanya mendengar aspirasi Suf, wajarlah aku laporan tiap malam, terlalu banyak ide mereka yang aku bingung implementasinya dimana," ucap Alim.

"Eh mas Lintang, kau yakin gaada laporan tindak kejahatan lagi, aku bosan," tanya Ihsan pada pemuda tadi.

Lihat selengkapnya