Ardanareshwar

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #18

Shanti Chakravarthy

Senin, 17 November 2014, malam hari. Rafi mengeluarkan sebuah surat yang dia simpan sedari pagi untuk Shafa dan Shifa yang segera membaca pesan itu dengan hati-hati dan begitu melihat siapa pengirimnya, Shifa jadi sedikit berkeringat dingin.

"Eee kenapa Shifa," tanya Shafa.

"Aku tidak suka kalau kakek Kusuma mengajak bicara sebagai Shanti Chakravarthy," sahut Shifa sambil menggigit jarinya.

"Kayaknya kita perlu menambah lebih banyak karyawan deh Shafa, agak repot kalau usaha kecil seperti ini dilirik oleh orang-orang penting itu, kita kan juga perlu memastikan usaha berjalan, bahkan jika kita harus sering menghadiri acara dengan mereka," ucap Rafi.

"Kalau itu kuserahkan padamu Rafi, aku kurang paham tentang perekrutan tapi apa sebenarnya yang menjadi patokan sampai kita diundang menuju kediaman Shanti Chakravarthy," tanya Shafa.

"Entahlah, surat ini juga tidak jelas, kukira dia cuma ingin bertemu dengan seseorang," ucap Rafi sambil melirik Shifa.

"Ahaha, apa yang kakek ingin bicarakan denganku, aku disini membuat suplemen dengan baik kok, iya kan Shafa," ucap Shifa.

"Eee suratnya gak bilang apa-apa tentang suplemen, hanya pengarahan tambahan," ucap Shafa.

"Oiya, ehehehe, aku gak ikut boleh lah ya," ucap Shifa.

"Surat ini meminta kehadiranmu Sridevi," ucap Rafi.

"Ah, eee tolong temani aku Shafa," ucap Shifa sambil menelan ludah.

"Siapa yang akan mengurus restoran," tanya Shafa.

"Kalian kan tinggal berangkat waktu libur, aku saat itu akan cari karyawan baru juga, atau beli robot aja ya, ah karyawan ajalah bisa terus ditingkatkan skillnya, masih usaha kecil juga, belum perlu lah robot," ucap Rafi.

"Okelah, Kamis besok kita berangkat," ucap Shafa.

"Baiklah," sahut Shifa pelan.

...

Kamis, 20 November 2014.

"Nyapo Gam, kok ngintil roro ini," tanya Bryan.

"Hmm, kan sedang gak ada abdi dalem, roro kan perlu perlindungan," sahut Agam.

"Hilih, palingan pengen dapat prasmanan aja," ucap Syahdan.

"Emang gak bisa ditolong teman kita satu ini," gumam Raul.

"Itu namanya bonus," ucap Agam.

"Kayaknya banyakan bonusnya deh," ucap Heri.

"Hehe, itulah, iri aja mereka Gam," ucap Emon.

"Yoi maseh," ucap Agam.

"Heh, cah pekok, kotak contoh obatnya ketinggalan," ucap Mutia sambil membawa sekotak berisi obat-obatan setengah jadi.

Lihat selengkapnya