"Hmm, menarik juga, kurasa kita harus sering-sering mengadakan yang seperti ini," gumam Ihsan ditengah semburan uap panas.
"Yang seperti apa maksudmu, kita kan punya banyak olahraga yang seperti ini," sahut Alim.
"Kau benar cak, tapi yang disiarkan secara luas seperti ini cukup jarang, biasanya hanya untuk kalangan tertentu saja," ucap Ihsan.
"Kan itu untuk mencegah dampak buruknya Ihsan," ucap Alim.
"Kita tetap akan membuat batasan untuk meminimalisir hal buruk, tapi kurasa event seperti ini bisa memotivasi orang-orang untuk jadi kuat," ucap Ihsan.
"Pola pikirmu itu selalu menarik," ucap Alim.
Sementara itu tepat di hadapan mereka, sebuah arena pertarungan berkecamuk saat kemudian Shafa melesat keatas sebelum menembakkan puluhan meriam api dari kedua tangannya dimana dari bawah terlihat puluhan tembakan laser air membelah udara menuju langit yang saat itu mendung akibat tumbukan kekuatan disana hingga turun hujan yang membasuh arena, memadamkan api yang membakar tubuh Shifa yang segera memulihkan diri dan pakaiannya.
Melihat hal itu terjadi dari atas langit mata merah Shafa menyala menunjukkan bara manunetra miliknya yang juga direspon dengan nyala ungu jeevanetra dimata Shifa. Tepat setelah itulah ledakan hawa panas dari Shafa menyebar memecah awan sementara dibawahnya air mengumpul ditangan Shifa membentuk puluhan lengan air yang segera bergerak menerkam Shafa yang saat itu memantik nyala api di kedua tangannya untuk membentuk pedang sebelum bergerak ke arah Shifa.
Begitu bertemu, keduanya tidak menunggu waktu lama untuk saling serang dari jarak dekat, tebasan-tebasan panas dari Shafa disambut dengan serangan cambuk air dari Shifa yang juga mengumpulkannya ditangan dan kakinya untuk kemudian menembakkannya sebagai bom air yang justru semakin diperkuat dengan pemuaian cepat yang terbentuk dari suhu tinggi dari tubuh Shafa. Ditengah suasana itulah Shifa mendekati Shafa untuk memaksanya bertarung dari jarak dekat dan mulai mendominasi pergerakan Shafa, menampik hampir seluruh serangannya dan membalas dengan tinju dan tendangan bertubi-tubi hingga akhirnya Shafa melepaskan wujud sepuluh tangannya dan memanifestasikan durga ke dunia, melepaskan avatarnya untuk menyerang balik Shifa yang dengan cepat mengaktivasi tanda yogi yang semakin menggelapkan kulitnya dan bukannya mundur justru menggempur maju dengan tinjunya yang mengarah langsung kearah kepalan tinju avatar yang berkali-kali ukuran tubuhnya. Ledakan sempat terjadi dan Shifa terpental kebelakang dengan tangan penuh luka namun segera kembali beregenerasi sebelum menumbuhkan dua pasang lagi tangan lalu mengeraskan dan menebalkan kulitnya hingga membentuk sarung tinju yang kemudian dia tambahi dengan kuku-kuku tajamnya dan pada akhirnya dikeluarkanlah tetesan darahnya yang mulai melapisi tubuhnya dan mengeras berkali-kali lipat sebelumnya untuk menghadapi Shafa yang mulai melepaskan gelombang panas yang mulai mengeringkan cairan disekitar sana dan kemudian dipusatkan Shafa hingga membentuk api hitam kemerahan ditangannya.
Suasana seketika hening saat semua orang di tribun mulai memasang alat bantu pernapasan sebelum kemudian Shafa bergerak melebur arena membawa kesepuluh tangannya kearah Shifa yang saat itu dengan terampil bisa mengimbangi pergerakan Shafa. Tak cukup sampai disitu, kekuatan fisik Shifa yang cukup besar juga membuat Shafa semakin kewalahan dengan tinju Shifa yang semakin kuat, hal ini semakin diperkuat dengan alotnya tubuh Shifa yang membuat hantamannya semakin kuat menggetarkan rangka avatar Shafa yang saat itu menunggu didalam untuk membakar Shifa dengan nyala apinya yang kemudian menunjukkan sebuah properti uniknya yang segera meledak sebelum kemudian Shafa kembali membentuknya ditangannya dan berusaha kembali menyerang Shifa yang saat itu juga berdiri dengan sarung tinju darah ditangannya dan kembali coba mengadu serangan dengan Shafa sebelum akhirnya menendang dagu Shafa hingga terpental saat kemudian percikan api Shafa kembali meledak disekitar tubuhnya.