Senin, 1 Desember 2014, malam hari. Salju mulai turun didepan restoran yang saat itu baru tutup.
"Dengan seribu koin hijau kita hanya bisa membeli sebidang tanah berukuran 1 meter persegi ya, hhh kayaknya kita perlu menabung cukup lama untuk memiliki tempat usaha sendiri," ucap Rafi sambil membersihkan peralatan berburunya.
"Tapi sekarang kita punya banyak koin ungu dan jingga karena berjualan kulit ular dan juga kontrak iklan kita," ucap Shafa.
"Kita gak bisa langsung menukar antar warna koin, harus pakai mata uang nasional baru bisa ditukar lagi dengan shangkarastra dan itupun sangat sulit karena konversinya sangat besar dan harus lewat barang," ucap Rafi.
"Hmm, gimana terus," gerutu Shafa.
"Hmm, gimana yang lain, kalian ada ide," tanya Rafi pada belasan karyawan mereka.
"Bukannya kalian bisa membeli lebih banyak truk saja, kalian kan sudah bisa berjualan dengan truk, kenapa gak dilanjutkan untuk membuka cabang," sahut Sekar.
"Menarik," ucap Rafi.
"Tapi kalau gitu gimana cara mengurus stoknya, gimana kalau truk makanannya dicuri, ini beda dengan saat kita berdua Rafi," tanya Shafa.
"Aduuh, itu benar juga, gimana kalau begitu ya," gumam Rafi.
"Kalau menyewa lagi gimana," tanya Shifa.
"Kita masih gak punya suplai pasti untuk mendapatkan koin biru," sahut Shafa.
"Kita bisa jualan bahan bangunan juga," sahut Shifa.
"Gak bisa aneh, kalau bahan mentah masih bisa dibeli dengan koin merah dan kalau sampai jasa membangun gak mungkin, orang disini koki bukan kuli," sahut Shafa dengan geram.
"Owh, maaf," ucap Shifa sambil menyembunyikan wajahnya.
"Sabar Shafa, sabaar," ucap Rafi.
"Gimana kalau kita kasih pelacak juga, toh masih dalam kategori alat, kita pasang di truknya aja biar saat ada kejadian mencurigakan bisa kita cari," ucap Sekar.
"Itu juga bisa, agak mahal sih tapi daripada buntu," ucap Rafi.
"Berapa memangnya harganya," tanya Shafa.
"Setiap perangkat pelacakan sekitar 50000 koin jingga, ya setengah harga truk makanan lah," ucap Rafi.
"Hah!?, mahal banget pelacaknya," tanya Sekar.
"Hehe, memang segitu harganya dipasaran," ucap Rafi.