Tengah malam telah tiba dan Sekar berdiri tegap menatap Raktabija yang kembali bangkit untuk kesekian kalinya dengan senyum penuh semangatnya membalas tatapan Sekar dengan sebuah pandangan haus pertarungan saat kemudian keduanya kembali menerjang satu sama lain.
Tinju keduanya kembali bertemu diikuti dengan tangkisan dan serangan cepat dari Sekar untuk segera melumpuhkan Raktabija namun Raktabija mulai terlihat meniru gerakannya, memaksa Sekar untuk semakin sigap untuk terus berimprovisasi namun Raktabija tak hanya mulai meniru gerakannya tapi juga terus memperkuat tubuhnya dan memaksa Sekar untuk mengimbanginya menggunakan zirahnya sehingga dentuman demi dentuman keras mulai terdengar dari pukulan mereka yang beradu dan di saat yang bersamaan Sekar mulai menyadari bahwa tubuh Raktabija juga mulai tumbuh.
"Makhluk macam apa dia ini," gumam Sekar saat dari belakang Shumba, Nishumba menyerangnya.
Untuk merespon hal itu Sekar segera membentangkan sayapnya dan melepaskannya untuk menahan serangan namun daya yang dihasilkan oleh serangan Shumba, Nishumba memang tidak main-main sehingga sayapnya hancur namun itu telah menjadi bagian dari rencana Sekar untuk memperbanyak serpihan nanorobotiknya dan menyusunnya menjadi atmasena yang kemudian bergerak menggempur raksasa kembar dibelakangnya. Disaat yang sama Sekar mengeluarkan dua bilah bertegangan tinggi dari tangannya dan kembali menyerang Raktabija dengan tebasan-tebasan cepat yang kemudian diarahkannya untuk menikam dan mencincang Raktabija namun secara mengejutkan serpihan Raktabija berdetak dan mulai tumbuh menjadi puluhan Raktabija yang segera membuat Sekar mundur.
"Dia benar-benar mempelajari semua kemampuanku!?, dia berbahaya," pikir Sekar saat melihat tangan-tangan Raktabija melepaskan bola-bola energi.
Melihat hal itu Sekar hanya bisa menghela napasnya sebelum akhirnya juga melepaskan jutaan bola-bola vidhata. Melihat itu Raktabija membalas dengan bola-bola energi miliknya sendiri sambil menerjang Sekar meski saat itu Sekar masih sanggup mendorong balik serangan Raktabija namun hal itu justru semakin memperparah keadaan karena dari setiap serpihan Raktabija muncul Raktabija baru yang semakin liar mengelilingi Sekar yang coba menghadapi mereka semua sendirian. Dengan lihai Sekar mulai mulai menghajar satu persatu Raktabija hanya untuk menyadari bahwa dia hanya memperbanyak masalahnya sendiri.
"Harus ada satu serangan besar untuk memusnahkan mereka semua, semoga energiku cukup," pikir Sekar sambil terus beradu serangan dengan jutaan Raktabija.
Tanpa berpikir panjang lagi Sekar segera melayang memancing Raktabija menuju angkasa dan menarik awan badai bersamanya lalu mulai meng amplifikasi aliran listrik dalam jumlah besar tepat saat Raktabija yang haus darah menyusulnya. Saat itu Sekar dengan tanggap mulai membuat butiran vidhata yang tak terhitung jumlahnya dan mulai mengikat Raktabija satu-persatu dimana Raktabija hanya merespon dengan tembakan-tembakan bola energi saat Sekar juga mengumpulkan vidhatanya hingga membentuk dinding penghalang sebelum akhirnya dia membuat mudra dengan kedua tangannya.
"Matilah kau," teriak Sekar sembari membentangkan tangannya dan meledakkan dinding energinya untuk memusnahkan keberadaan Raktabija sepenuhnya dari hadapannya.
Tepat setelah itulah Sekar membiarkan tubuhnya jatuh menembus atmosfer untuk membiarkan energinya kembali terisi sebelum akhirnya kembali bermanuver untuk mendarat dengan aman dihadapan Shumba dan Nishumba.
"Hufff, hufff, tinggal dua," gumam Sekar yang kelelahan sembari memasang kuda-kuda.
Namun hal yang tidak dia harapkan tiba-tiba datang, sepercik darah Raktabija jatuh dihadapannya sebelum akhirnya kembali utuh dan melayangkan tinju kearahnya. Sekar saat itu tak sempat menghindar dan tangannya juga tak sampai untuk menahan sehingga wajahnya terkena tinju Raktabija dan membuatnya terdorong menjauh.
"Apakah dia abadi!?," pikir Sekar yang mulai mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Ma... Ma... Matilah.. K.. Kau," gumam Raktabija sembari meledakkan tubuhnya.