Ardanareshwar

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #33

Tikita Tonati

Hari pertama Zahra bekerja di restoran. Hari yang cukup sibuk seperti biasa di restoran Shafa dimana Zahra terlihat mulai berjalan dengan tenang menuju meja demi meja yang menjadi bagiannya, membawakan makanan dan membantu pemesanan dengan senyum lembut diwajahnya. Sesekali dia rapikan rambut pirang bergelombangnya karena jatuh dari kain penutupnya sambil menuliskan pesanan dari pelanggan yang kadang juga kaget dengan keberadaannya disana, melayani pesanan dan makanan mereka dengan sabar sebelum kembali menuju ke dapur untuk menyampaikan pesanan.

"Meja 17, gulai kepala ikan dan juga pecel ekstra labu siam," ucap Zahra sambil menggantungkan pesanan.

"Siap mbak," sahut Shafa.

Tak lama kemudian Zahra kembali membawa membawa makanan untuk meja lain yang sudah disiapkan didalam troli dan kejadian berlanjut sampai akhirnya mereka tutup dengan diselingi beberapa jeda ibadah.

...

Malam harinya Zahra membuat kopi susu untuknya melakukan evaluasi harian bersama para pelayan lainnya sebelum beberapa melanjutkan kegiatan masing-masing, ada yang menuju lab obat dan ada yang langsung pulang sementara dirinya berjalan menuju Shafa dan Sekar yang saat itu berbincang sambil mengupas bawang.

"Hei, Shafa, Sekar, baru selesai dimalam hari ya, lama juga restoran ini buka," ucap Zahra.

"Hehe iya mbak, itu Shifa masih lanjut bikin suplemen," ucap Shafa.

"Gila juga kalian, gak capek kah seperti ini setiap hari, eh boleh dong aku bantu," tanya Zahra.

"Udah terbiasa mbak," ucap Sekar sambil menyerahkan pisau dan kentang pada Zahra.

"Kalau sampean sendiri gimana biasanya," tanya Shafa.

"Ya sebelumnya aku bantu Steve mengerjakan tugas di keratonnya," ucap Zahra sambil mengambil lagi kentang.

"Eh mbak, yang itu jangan dikupas, udah bertunas," ucap Shafa.

"Kenapa," tanya Zahra.

"Gak bisa dimakan, kita biasanya tanam lagi buat stok gudang hidup," ucap Shafa.

"Gudang hidup?, unik juga, gimana itu," tanya Zahra.

"Itu kebun kecil untuk sayur-sayuran, kurasa akan lebih bagus kalau bisa menumbuhkan sayuran sendiri biar lebih segar juga, lalu setelah datang Sekar kebunnya berubah jadi kebun vertikal yang lebih produktif lagi," ucap Shafa.

"Oh bisa begitu ya, baru tau aku, ajarin lah," ucap Zahra.

"Ditanam aja mbak, dikumpulkan aja sayuran yang sama lalu ditempatkan di satu tempat, ini aku udah ada beberapa rak cabai, tomat, kentang dan lain-lain," ucap Shafa.

"Gaada perlakuan khusus atau gimana," tanya Zahra.

"Ada, beberapa sisa makanan yang gak bisa diproses menjadi hidangan atau suplemen biasanya kami keringkan dan tumbuk untuk menjadi pupuk, awalnya agak kemana-mana sih tapi kemudian ada Shifa yang membantu kami mensortir pupuk-pupuk itu," ucap Shafa.

"Owh, teknik tanamnya gimana, hidroponik, aeroponik atau gimana," tanya Zahra.

"Biasa aja mbak, pakai tanah," ucap Shafa.

"Oiya Shafa, rencana menanam jamur gimana," tanya Sekar.

"Belum ada tempat kan sekarang," ucap Shafa.

Lihat selengkapnya