Minggu, 14 Desember 2014. Shafa bangun pagi-pagi buta lalu mandi dan mulai mempersiapkan restoran saat tiba-tiba dia mendengar suara gaduh didekat meja dan mulai menyelidikinya hanya untuk melihat Rasha sedang sibuk memakan camilannya.
"Eeeeh, sampean belum tidur mbak," tanya Shafa.
"Udah kok, lagi lapar aja Shafa, mau milam aja," ucap Rasha sambil mengunyah.
"Beli dimana itu," tanya Shafa.
"Ituh, di alun-alun," ucap Rasha.
"Toko 24 jam itu ya, hmm setelah makan bantu aku merapikan restoran ya," ucap Shafa.
"Bolehlah," sahut Rasha.
Saat itu Shafa dengan cepat merapikan barang-barang dan membuka jendela dan dengan cepat menyapu dan mengepel restoran kemudian setelah selesai, dia mengecek dan membersihkan kompor sebelum akhirnya mematikan lagi lampu dapur dan duduk didepan Rasha yang baru selesai makan.
"Oh udah selesai Shafa," tanya Rasha sambil mencari tempat untuk membuang bungkus jajanannya.
"Sudah mbak, gak lama kok, kan sebenarnya udah bersih juga, eh itu langsung dibuang dikantong sampah belakang aja," ucap Shafa.
"Oh dimana itu," tanya Rasha.
"Lewat pintu itu mbak, terus jalan lalu lihat sisi kiri, akan ada tempat sampah," ucap Shafa sembari menunjukkan sebuah pintu.
"Oh baiklah," sahut Rasha sembari beranjak menuju tempat yang ditunjukkan Shafa.
Sementara hal itu terjadi, akhirnya ketiga sahabat Shafa lainnya keluar dari kamar dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sementara Shafa sendiri beristirahat sejenak sambil menyiapkan peralatan untuknya beraktivitas hari itu.
Segera setelah itu Rafi bangun dan karyawan mulai berdatangan. Pagi itu seperti biasa mereka memulai hari dengan ibadah shubuh bersama lalu kembali untuk memulai hari. Kegiatan dimulai kembali dengan merapikan restoran dan sesi bincang pagi sebelum akhirnya tim berburu berangkat dengan beberapa truk besar dan helikopter mereka, mengosongkan halaman luas restoran menjadi sebuah lahan parkir.
"Dah makin luas aja restoran ini," gumam Shifa.
"Ya, pertama kali aku datang, restoran ini masih berada didalam ruko," ucap Sekar.
"Tuhan sedang baik pada kita," sahut Shafa sebelum memasuki restoran dengan senyuman kecil diwajahnya.
"Hmm, nampaknya suasana hatinya sudah bagus," gumam Zahra.
"Heh!?, kalian masih bikin gak itu turnamen mingguan, aku mau nyoba lah," tanya Rasha.
"Masih ada mbak, udah jadi harian malah, tapi buat karyawan," ucap Sekar.
"Kalian bisa bikin gak, tanding denganku," ucap Rasha.
"Ya, ya, aku mau bertanding denganmu mbak," ucap Shifa dengan semangat.
"Hahaha, berani juga kau Shifa," sahut Rasha sambil menyeringai lebar saat memasuki restoran.
"Aduuh, sudah kuduga bakal gini," pikir Sekar.