Ardanareshwar

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #51

Penghancur

Malam hari seusai pesta penobatan, Shafa berjalan bimbang menuju vimana yang disediakan untuknya, air mata tak kunjung berhenti menetes dari pipinya saat Rafi terus berusaha menghibur saudarinya itu.

"Sudahlah Shafa, kau harus bisa menerima fakta ini, itu tanggungjawabnya, tugasnya sebagai pemimpin umat manusia," ucap Rafi.

Mendengar itu Shafa hanya diam sebelum membuka pintu vimananya. Pintu pun terbuka dan Shafa tanpa ada alasan jelas menoleh kebelakang dan menyaksikan wajah muram sang Maheshwara yang berdiri ditebing memandanginya sampai akhirnya terulang lagi memorinya hari itu dan dalam diam Shafa memalingkan wajahnya, memasuki vimananya. Didalam sana Shafa hanya diam memandangi langit-langit mencoba menenangkan dirinya. Dalam diamnya dia coba menemukan harapan baru untuk hidupnya tapi saat itu tak terlintas satu hal pun dipikirannya sebelum akhirnya terhantuk kepalanya dan coba kembali dia pejamkan mata memeluk kakinya, meringkuk dalam diam diatas kursinya tanpa sedikitpun suara terdengar dari bibirnya. Hatinya yang sebelumnya penuh dengan harapan dan kebahagiaan kini sunyi, tatapannya kini kosong, wajahnya berubah pucat dan hanya menyisakan suara sunyi napas dan detak jantungnya yang saat itu terdengar begitu lambat.

...

"Kau yakin sekarang saat yang tepat untuk mengujinya," tanya Alim.

"Aku tidak tau kapan lagi cak, kalau memang dia bukan untukku maka biarlah ujian ini jadi bekalnya membimbing anak-anaknya nanti," ucap Ihsan.

"Dia tak perlu diuji seperti ini kalau tidak untukmu Ihsan," ucap Alim.

"Yusuf, segera persenjatai pak Damar, kita akan memulai ujian," ucap Ihsan sambil melepas ketujuh monster buatannya dan dalam sekejap mengaktivasi naranetra dan menanam ilusi yang begitu kuat pada ketujuh monster itu sekaligus merestorasi memori mereka saat menjadi manusia.

"Hhhh baiklah, apakah disamakan saja persenjataannya dengan tujuh monster itu," tanya Yusuf.

"Berikan dia brahmadanda lalu berikan brahmastramu pada ketujuh orang ini," ucap Ihsan.

"Kau berniat membunuh mereka?," tanya Steve.

"Tadhastu," ucap Yusuf seraya mengangkat tangannya.

"Yusuf, kau memberikan misil personalmu pada tujuh orang yang diberikan misi untuk membunuh kekasihmu, apa kau menyadari keputusanmu," tanya Steve.

"Aku tau, tapi saat ini dia sedang berbicara sebagai Maheshwara, memberikan perintahnya pada Vidheshwara," ucap Yusuf sambil menumbuhkan pohon kecil dan membuat tongkat darinya yang juga dia isi dengan mantra.

Lihat selengkapnya