Suasana temaram mulai terasa lembab sejak sang surya terbenam menarik seluruh cahaya hangatnya dari jagat raya. Malam merangkak naik beriring dengan suara jangkrik yang tak kunjung diam memikat hati lawan jenisnya. Seoarang anak indigo duduk di halte menunggu bus terakhir tapi sepertinya kendaraan umum tersebut mengalami keterlambatan. Sudah lebih dari lima belas menit dari waktunya tiba ia belum juga menampakkan diri.
Telinga Tiara mulai di banjiri oleh gurauan para makhluk astral yang kebetulan mangkal di belakang shelter yang terkenal angker. “ Itu anak indigo yang bisa liat kita loh.” Salah satu hantu transparan yang menyendiri menajamkan pendengaran menangkap obrolan para hantu berdaster putih. Ia tertarik memperhatikan gadis yang jadi pusat pembicaraan, sesekali melirik intens kearah sosok manusia indigo yang di maksud oleh Miss K alias kuntilanak, hantu menakutkan yang juga ahli gibah di dunia gaib versi author.
Pria transparan dengan wajah seram melewati komplotan hantu penggosip, tatapan matanya mengunci satu sosok yang sejak tadi jadi hot topik. Anak manusia yang heboh dibicarakan para hantu tengah duduk tenang di kursi tunggu, ia terlihat tidak terusik oleh suara bising yang asik membicarakan dirinya. Manik matanya kadang mengedar dan melewati para hantu yang asik bergosip lalu beranjak seolah tidak melihat apa pun. Kadang pandangannya menerawang jauh menyisir sekeliling tapi tidak kunjung berhenti lama pada salah satu hantu yang ada didekatnya.
Apa benar dia anak indigo? Sejak tadi ia tidak bereaksi apa-apa saat melihat kearah para hantu. Jika ia indigo pasti dia bereaksi , tidak mungkin dia tidak melihat atau mendengar suara para kunti yang cempeng memekakkan telinga, secara jarak mereka cukup dekat. Pria transparan menggosok dagu, otaknya penuh dengan keraguan.
Mungkinkah dia pura-pura? Pikiran si pria transparan kembali bekerja keras menerka jati diri dari anak yang diduga indigo. “Gue harus cari tahu tentang anak itu,” gumamnya penuh sangsi. “jika benar dia indigo,maka sekarang dia harapan gue satu-satunya,” lanjutnya.
Di tengah pergulatan pikiran si Pria transparan suara melingking tiba-tiba menghantam telinganya tanpa permisi.“Cowook… hei cowook, godain kita dong.” Miss kunti cekikikan menggoda hantu pria yang sedang serius memperhatikan anak manusia yang diduganya indigo, gemaan suara cempreng itu terdengar sangat menjijikkan kata-katanya menguapkan semua pertanyaan yang bergulat dalam benak pria transparan. “Diem lo kunti!” Bentaknya dongkol.
“Omongan sama ketawa lo menjijikkan, bikin merinding, mau muntah !!” sarkas hantu pria kesal bukan main karena konsentrasinya terusik, wajah separuhnya yang hancur semakin terlihat menakutkan. Namun hantu centil berdaster putih tidak gusar apalagi takut. Mereka justru makin terbahak.
“Namanya juga kuntilanak Bang, pastilah ketawanya bikin merinding. Gak mungkin bikin horn*.” Sekali lagi lengkingan suara tinggi itu memenuhi gendang telinga si pria transparan. “Lagian juga, si Abang, kok malah marah sih, di godain? Manusia aja Bang, kalau kita godain langsung kabuur.” Si kunti kembali menggoda dan tertawa lepas tanpa peduli dengan si pria transparan yang semakin dongkol .
“Dasar kuntilanak sableng!” hardik si hantu pria nyalang dengan mata melotot yang memerah.
“Galak banget sih Baang. Kayak situ waras ajaah.” Mereka terkikik makin jadi sambil mengelilingi si pria Transparan dan berbisik serak dalam nada rendah, “Kalau suka sama anak manusia Bang, deketin aja teruus, rasukin deh sampe ke hatinya.” Para kunti terbahak dengan intonasi tinggi yang memekakkan pendengaran.
Pria transparan memutar bola matanya malas, mengacuhkan para kunti seraya berjalan cepat ke arah anak yang diduga indigo. Ia ingin memastikan apakah benar anak itu indigo? Jika benar maka mungkin harapannya akan terwujud.
Angin dingin berhembus menerpa Tiara bersamaan dengan sosok pria transparan yang melayang mendekatinya. Merasakan aura dingin yang tidak biasa Tiara waspada. Tubuhnya meremang walau hawa menggigit kulit itu tidak terlalu menusuk. Ia menoleh sekilas memastikan.
Deg
Maniknya terbelalak saat melihat sosok pria transparan menyeramkan dengan wajah hancur seperti terbakar berjalan ke arahnya. Gadis tersebut memutuskan pandangan dengan cepat. “Ya ampuun , serem banget sih,” gumam Tiara sangat pelan sambil menundukkan kepala, tidak menyangka udara dingin itu membawa makhluk menyeramkan padanya. Tapi, anehnya makhluk itu tidak memiliki aroma dan hawa dingin yang menusuk, tapi kenapa ia bisa terlihat sangat menakutkan.
“Semoga dia gak nyadar kalau gue bisa liat dia,” harap si gadis indigo kalut.
“duuh, gue harus gimana nih?”monolog Tiara, tubuhnya gemetar, ia berusaha menenangkan diri sampai menemukan ide untuk mengalihkan ketakutannya. Sebuah ide terbesit dalam benak Tiara. Ia mengambil gawai lalu memasangkan earphone pada benda pipih yang mulai mengeluarkan alunan musik, menyumbat lubang telinganya dengan lagu merdu sambil bertingkah seolah ia tidak melihat atau merasakan kehadiran sosok mengerikan yang kini telah berdiri tepat didepannya .