“Buruan bilang!”
“atau, Gue gak bakal bantuin Loe!” ancam Tiara, ia bicara tanpa melihat Si Hantu, secara wajah makhluk itu menakutkan mana mungkin Tiara mau menatapnya berkali-kali .
Pria transparan yang berada di samping Tiara tercenung mendengar ancaman yang menantang dirinya. ia berhenti melayang mengikuti langkah kaki Tiara yang berjalan dengan cepat.
“Oke,” ujarnya pasrah.
“Gue bakalan bilang!” Intonasi tegas dari si pria transparan menghentikan langkah kaki Tiara, gadis itu bingung dengan perubahan hantu pria yang mengikutinya, ia tiba-tiba berhenti tertawa dan menjadi serius.
“Tapi, lo harus janji buat bantuin gue sampai berhasil !” Kalimat itu tidak terdengar seperti permohonan tapi lebih terdengar seperti paksaan.
“Emangnya, mau Lo apa sih?” jengah Tiara seraya mebalikkan tubuhnya jadi berhadapan dengan si Hantu yang tertinggal beberapa langkah di belakangnya dan alangkah terkejutnya Tiara saat melihat penampakan si hantu yang jauh berbeda dengan saat mereka pertama kali jumpa. Wajah transparan itu terlihat berbeda.
“ Ka… kamu, hantuu tadi?” Tiara celingukan mencari sosok seram yang tadi mengkutinya namun nihil kini cara bicaranya terdengar lebih sopan saking kagetnya.
Gadis berusia delapan belas tahun tersebut salting berat dengan pemandangan yang disugukan si hantu. Dalam mode setengah bengong, ia masih tidak percaya dengan apa yang sedang di lihatnya.
Bayangan halus seperti asap tersebut mendekat membuat bulu roma Tiara berdiri karena hawa dinginnya yang tidak menusuk tidak ada rasa takut sama sekali dalam diri si anak indigo. Pria transparan mendorong pelan kepala Tiara yang masih terpukau menatapnya.
“Kamu, nanyeaaa ?” jawab nyeleneh si hantu yang telah merubah wajah seramnya menjadi wajah aslinya yang selama ini tidak pernah ia tampakkan. Menurutnya dengan menunjukkan wajah Asli akan membuat si anak indigo nyaman sehingga mau membantunya tanpa ada rasa takut.
Dan, ternyata apa yang di perkirakan si hantu memang benar Tiara nyaman bahkan pakai banget.
Mendengar jawaban si hantu Tiara dapat memastikan bahwa dia memang hantu yang sejak tadi mengekor padanya.
“ Kok, kamu ganteng sih,”
“ ups,” keceplosan yang untungnya terucap dalam nada rendah membuat si hantu tidak mendengarnya. Mata Tiara berbinar melihat sosok hantu yang goodlooking, mungkin sebentar lagi dia akan meleleh.
“ Hah, Apaa?” Tanya si hantu membuat Tiara kaget. Gadis itu terlonjak tapi masih bisa menguasai diri sehingga tidak menjadi perhatian orang yang berlalu lalang di sekitarnya.
“Gak apa-apa kok. Tadi gue Cuma bilang Lo perlu bantuan apa?” kilah Tiara cepat membuat si hantu tidak menaruh curiga. Si hantu tersenyum ramah, Tiara kini benar-benar meleleh pada pesona makhluk halus yang baru di temuinya.
Kenapa tidak sejak pertama jumpa hantu itu menunjukkan wajah seperti ini. Oh Tuhan batin Tiara histeris.
“Gue mau minta tolong sama lo….” jeda si hantu beberapa saat, bingung ingin memulai dari mana.
“ Iya, Gue udah tahu kalau Lo mau minta tolong.” Tiara memutar bola matanya malas.
“ Terus minta tolongnya apa, Bang hantu?” tanya Tiara sambil menyilangkan dua tangannya didepan dada, sebal karena si hantu menggantung kalimat cukup lama.
Pria transparan berdecak jengkel, hal itu terlihat menggemaskan di mata Tiara. “ Gue masih masih mikir, mau mulai dari mana ngomongnya Neng !”
“ Oo, Jadi Lo lagi mikir,” goda Tiara “kalau gitu mikirnya cepetan, soalnya Gue gak punya banyak waktu.” Desaknya sambil mengatupkan rapat bibir mengulum senyum. ‘Kecuali lo mau terus nampakin muka yang goodlooking kayak sekarang, maka gue bakal punya banyak waktu, jangankan untuk nolong untuk dengerin keluh kesah Lo seharian juga Gue mau.’ Tiara senyum senyum sendiri .