“Bi … bisa tolong lepasin gak ? G Gue mau nanya sesuatu ....” lirih Tiara mencoba mempertahankan akal sehatnya yang mulai lari dari kesadaran akibat dari pelakuan Gilang. Walau hantu tapi Gilang dan Tiara beda gender, Ada rasa aneh yang berdesir saat mereka berdekatan dan itu membuat jantung Tiara tidak tenang begitun pikirannya.
“Apa yang mau Loe tanyain?” Gilang melepas rengkuhannya sambil memalingkan wajah. Smirk tipis terbit dari sudut bibirnya dan itu tidak tertangkap oleh pengelihatan Tiara,. Lelaki itu juga merasakan hal yang sama dengan Tiara dan ia suka bermain dengan rasa yang membuat hatinya memanas dan gejolak yang entah apa namanya.
“Lang, apa Lo bisa ingat sesuatu, sebelum akhirnya Lo jadi seperti ini?” ucap Tiara hati-hati, jujur ia takut jika Gilang akan menampakkan wajah seramnya dan juga takut jika mendapat perlakuan aneh yang bisa membuat jantungnya tidak tenang. Gadis indigo tersebut melipir setelah tubuhnya terlepas si hantu.
Gilang menggeleng, ia benar-benar tidak bisa mengingat kejadian yang menimpanya. “Jadi, satu-satunya cara untuk tahu sebab Lo jadi seperti ini kita harus kerumah sakit. Dan liat kondisi tubuh Lo. Karena menurut Gue, Gue harus liat ....” Tiara berhenti bicara, menatap lekat si Hantu sambil melangkah mundur semakin jauh. Otaknya menerka-nerka apa yang akan di lakukan Gilang jika ia mengatakan pendapat yang sebenarnya.
“Menurut Loe apa? Lihat apa?” heran Gilang karena Tiara bicara sambil terus mundur teratur menjauhinya.
“Pasti ada sesuatu yang Tiara tahu. Kenapa dia gak mau kasi tahu Gue. Gue harus tahu dan gue akan lakuin apa pun untuk tahu. Maaf kalau gue egois Ra.” Ucap hati Gilang.
“Jangan dekat-dekat!” Ancam Tiara sambil mengacungkan jari telunjuk . Iras putihnya nampak pias terpapar sinar bulan dari luar jendela yang terbuka.
“Oke, Gue diam disini. Gue gak akan dekat-dekat. Janji.” kata Gilang seraya mengangkat dua jari tanda ia tidak berbohong demi mengetahui isi pikiran Tiara. Pria transparan itu harus sabar menghadapi sikap Tiara jika ingin kembali kewujud manusianya.
“Bener ya, Lo jangan begerak. Diam di situ!” Tiara memperhatikan dengan seksama pergerakan Si Hantu yang nyatanya benar-benar diam di tempat . Ia menghela napas panjang lega karena Gilang tidak mendekatinya. Paling tidak sekarang jantungnya aman.
“Menurut Gue, Lo itu mati suri ....” Tiara diam sejenak sambil lekat memperhatikan wajah Si hantu yang mulai mengeras dengan telapak tangan mengepal kuat di sisi tubuhnya yang melayang -layang.
“Tenang Lang, Gue belum selesai. Ingat sama janji lo! Mau Gue terusin atau kita, DONE!” ancaman Tiara sontak membuat Gilang membuka kepalan tangannya rautnya juga refleks berubah jadi rileks.
Dasar hantu baper! Gak bisa dengar kata mati langsung pasang muka asem, untung ganteng. Dongkol Tiara tak berani menyuarakan isi hatinya.
“Terusin Ra.” Jawab Gilang berusaha lembut.
“Jadi, menurut Gue, Lo itu mati suri atau mungkin koma. Karena sekarang Lo pakai baju rumah sakit, jadi kemungkinan Lo masih dirawat, itu menurut Gue ya, bisa benar bisa juga salah.” Gilang mencerna tiap kata yang keluar dari bibir mungil Tiara.
“Gue yakin Loe bener Ra, mungkin Gue mati suri atau Koma.” Aku, Gilang setuju dengan dugaan
Tiara.