“Jadi,sekarang kita kerumah sakit, kan’? buat nyari tubuh Gue.”
Tiara memindai nanar sosok transparan yang bawel di sampingnya. Membuat yang di tatap resah. Apa rencananya batal? Apa Tiara gak jadi mencari tubuh Gilang?
Tiara menanggapi dengan anggukan lalu memasang masker. Kain tipis itu akan menyamarkan mulutnya ketika berbicara dengan Gilang. Melihat tanggapan Tiara Gilang lega. Ternyata gadis indigonya sangat baik sama seperti pujian yang tadi ia lontarkan.
“ Ingat janji Loe!” Singkat Tiara mengingatkan Gilang. Tidak butuh waktu lama bagi Gilang untuk mengingat janjinya pada si gadis indigo ketika berada di rumah sakit. Gilang harus menjaga Tiara dari para hantu yang ada di rumah sakit. “ Iya, Gue inget.”
Rumah sakit elit Cempaka berdiri megah di hadapan dua insan Tuhan yang berbeda wujud. Keduanya menghela napas panjang sebelum menginjakkan kaki ke dalam bangun besar tersebut.
“Udah ada yang nyambut kedatangan kita.” Seru Tiara tanpa menoleh ke pada Gilang, pandangannya lurus kedepan seolah akan memasuki medan perang.
Gilang mengikuti arah pandangan gadis indigo yang berada di sampingnya. Betapa terkejutnya si pria transparan melihat berbagai penampakan keluar dari sudut-sudut bangunan rumah sakit. Membuat rumah sakit itu terlihat menyeramkan.
“ Gimana cara Gue jagain Loe dari mereka Ra?” resah Gilang dia tidak menyangka banyak hantu yang akan menyambut kedatangan mereka di rumah sakit.
“ Loe cukup menghalau mereka aja Lang, supaya tetap jauh dari Gue. Soalnya sebagian dari mereka bisa nyerap energi gue.” Jelas Tiara tanpa menatap Gilang.
Jadi yang diincar para hantu rumah sakit adalah energiindigo Tiara.
“nyerap energi?apa gak berbahaya buat Loe Ra?” Gilang merasa sangat menyusahkan, bagaimana jika Tiara kehilangan energinya? Apa yang akan terjadi pada gadis indigo itu?
“ bisa iya bisa enggak. Kalau terlalu banyak energi yang mereka serap kemungkinan pertama, Gue pingsan kemungkinan kedua...” Tiara melirik Gilang “ kemunginan kedua Gue mati kehabisan energi” separah itukah Gilang meringis ngeri, ada rasa tidak enak pada Tiara. Sebesar itukah pengorbanan Tiara untuknya.
Tiara melajukan langkahnya dengan pasti menuju rumah sakit diikuti dengan Gilang yang bersiap disamping si gadis indigo pria tembus pandang tersebut bersiap walau dalam benaknya ia tidak tahu harus berbuat apa jika para hantu di rumah sakit itu mendekat. Yang jelas ia akan melindungi Tiara semaksimal mungkin.
Tapi Gilang ragu.
“ Ra tunggu!” Gilang menahan pergerakan Tiara ia khawatir dengan keselamatan gadis indigo yang memberikannya jawaban gamblang yang mengerikan.
“ Lo yakin gak apa-apa kalau masuk kedalam?”
“Lo bakal jagain Gue, kan?” Tiara membuka maskernya menyunggingkan senyum manisnya dengan lensung pipi terpahat dalam di kedua pipinya membuat Gilang seketika yakin dengan segala ucapan si gadis indigo. Keduanya saling percaya dengan pengorbanan besar dan saling melindungi.
“ Gue pasti akan ngelakuin apa pun buat jagain Loe, Ra.” Si pria transparan jujur dengan pernyataannya walau ia tidak tahu apa yang akan ia hadapi danbagaimana menghadapinya.
“ makasi ya. Yuk, kita masuk .” Tiara jalan beberapa langkah mendahului Gilang yang tidak dilihat oleh pengunjung Rumah sakit. Menuju lobi tepatnya meja informasi.
“ Semoga Gue gak ngecewain Loe, Ra dan Gue harap Loe baik-baik aja dengan semua hal mistis yang gak pernah Gue ngerti antara Loe dan para hantu terutama yang bisa nyerap energi indigo yang Loe punya. Tapi gue janji akan selalu jagain lo.”Gilang bermonolog dengan dirinya sendiri menatap sendu pada gadis indigo yang kini telah masuk kedalam Rumah sakit.
Beberapa Hantu mulai mendekat kearah Tiara mereka mengucapkan berbagai keinginan tapi si gadis indigo mengacuhkannya.
“ Ra, apa yang harus Gue lakuin buat ngusir para hantu ini?” Gilang merentangkan kedua tangannya menghalau hantu-hantu yang bergerumul mendekati Tiara seolah gadis itu adalah idol ternama.
“ sory Lang tapi Gue gak tahu gimana caranya.” Tiara menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal sambil memasang kembali maskernya. Ia melanjutkan langkahnya dengan susah payah karena para hantu terus mengepungnya . sampai dimeja informasi ia segera menanyakan ruang rawat Gilang.
“ Permisi. Selamat sore. Sus, mau Tanya pasien dengan nama Gilang di rawat di ruang berapa ya?”