Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #9

Bab 9 Tubuh Gilang

Potongan-potongan memori bermunculan di benak Gilang membuat si hantu di dalam tubuh Tiara menggelengkan kepala beberapa kali, mencoba fokus dengan kenyataan. Ingatan yang terpampang dalam benak Gilang dapat di lihat juga oleh Tiara, tapi hal itu mengganggu kesadaran Gilang.

Kedekatan Gilang dengan seorang wanita cantik serta apa yang mereka lakukan tergambar jelas begitu juga dengan teman-teman Pria Gilang dan bagaimana pergaulan lelaki tersebut sebelum akhirnya ia menjadi seperti ini. Tapi diakhir, ingatannya tidak jelas dan itu membuat banyak pertanyaan muncul.

  

Tiara: Wow. Jadi begini kehidupan seorang Gilang.  Tapi kenapa bisa kenangan Lo terpotong-potong seperti ini? gumam Tiara dalam pikirannya sambil menilik setiap gambaran yang ia lihat, tak peduli dengan tatapan garang sang empunya .

  Tanpa sadar, percakapan dalam satu tubuh dimulai lagi dengan gumaman Tiara yang terdengar nyaring dan seolah mengejek Gilang.

 Gilang : Ya, beginilah kehidupan Gue Ra, sory kalau Loe kecewa.

  Gilang merasa kesal dan malu karena ingatan itu tanpa terkomando muncul.

Tiara: Itu hak Lo, mau ngejalanin hidup seperti apa, jadi gak perlu minta maaf. Tapi yang Gue mau tahu kenapa Loe bisa terbaring di rumah sakit, kecelakaan kah ? Gue belum liat ingatan Loe tentang hal itu. Yang ada dari tadi Gue kayak liat drakor alias kisah cinta Lo.  

Tiara menyindir Gilang, gadis indigo itu tidak suka melihat kemesraan Gilang dengan wanita cantik yang entah siapa namanya.

Gilang: Sory, kalau Gue bikin Le gak nyaman dengan memori gue tentang Claudia, tapi Gue juga gak ingat Ra kenapa Gue bisa sampai berakhir di rumah sakit, mungkin udah saatnya Gue tanyain ke mama.

Arwah Tiara mendengus lalu mengangguk setuju.

“ Ma, boleh gak Gilang Tanya sesuatu?” ada keraguan dinada bicara Gilang

“ Tentu boleh sayang, memangnya apa yang kamu mau tanya?” Sukma terkesan begitu terbuka walau ia belum tahu apa yang akan ditanyakan putranya. 

“Kenapa Gilang bisa seperti ini Ma?” Gilang menoleh menatap suram tubuhnya yang terbaring lemah di atas brankar.

               Bu sukma menunduk sambil menghela napas panjang. “Apa kamu gak ingat, Lang?” Tanya Bu Sukma lesu, matanya mulai berkaca-kaca.

Gilang dalam tubuh Tiara menggeleng pelan.

“Maafin Mama Lang.”tubuh ringkih Sukma kembali bergetar karena isak tangis.

 “Mama gak bisa nolongin Kamu..” Bu Sukma tergugu tapi kini isakannya sangat kuat, terlihat betapa rapuhnya wanita yang baru memasuki fase usia awal paruh baya tersebut.

Gilang : Apa sebenarnya Gue mati suri?

Tiara : kita belum tahu Lang coba dengerin dulu penjelasan Tante Sukma.

Gilang : gimana kalau Gue emang udah mati Ra? Gue gak bisa balik lagi ketubuh Gue, dan, dan Gue gak mau hal itu terjadi.

 Arwah Gilang panik.

Histeris. Di dalam tubuh Tiara arwah Gilang menjerit, lalu merosot berlutut. Air matanya mengalir dengan kepala yang terus menunduk dalam.      

  Tiara : Lang, Loe sebaiknya tenang dulu, kita kan’ belum dengar kronologinya dari Tante Sukma jadi kita harus sabar, Gue janji akan bantu Lo cari jalan keluar.

Gilang menganggukkan kepala sambil mengambil napas dalam coba menenangkan diri dari pikirannya sendiri.

“ I.. ini tentang perjanjian yang di buat oleh kakek..” Bu Sukma tampak ragu melanjutkan kalimatnya ia berhenti dan mengalihkan pembicaraan. Ia menatap Tiara yang menampung jiwa Gilang lalu membelai wajah cantik itu dengan penuh kasih.

“Dokter bilang, kamu Koma Nak, tapi kondisi tubuh kamu sehat, hanya jiwa kamu yang..” Ibunda Gilang lagi-lagi menggantung kalimatnya sambil menitikkan air mata.    

Gilang :Kenapa mama terlalu sedih? Mungkin sebaiknya gak usah di paksa cerita.

Tiara : lain kali aja kita Tanya, tapi perjanjian apa yang dibuat kakek Lo? Terus apa hubungannya lo yang  koma? Aneh, tapi..  Ah, sudah lah, sekarang yang penting gimana caranya buat nyatuin tubuh sama arwah Lo? Mungkin sebaiknya kita pikirin itu aja dulu.

Gilang : Ra, kalau gue tahu gak mungkin gue minta tolong sama lo. Gimana sih.

Lihat selengkapnya