Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #14

Bab 14 Tubuh Tiara Jadi Incaran

“Genderuwo itu datang menagih janji,” gumam Burhan.

Dalam perjalanannya menuju Rumah sakit,  Burhan memperhatikan penampakan bulan di langit. “Sepertinya bulan purnama akan segera tiba,” monolog Paman Gilang yang tak lain adalah Burhan pria yang dulu sempat jatuh hati pada sukma.

“Semoga Sukma baik-baik saja sampai aku datang.” Harap Burhan sambil mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.  

***

“Lindungi Gilang dan Ibunya dengan doa penjagaan Ra, jangan berhenti berdoa gunakan kemampuan mu untuk mengusir Genderuwo itu.” Perintah Pak kyai tanpa melihat kearah Tiara.

 Gadis itu mengangguk sambil berlalu menuju tubuhnya yang di huni oleh jiwa Gilang. Bibir mungil Tiara tak henti merapalkan doa sesampainya didekat Gilang dan Sukma arwah si gadis indigo melesak pada tubuhnya sendiri tapi bukan untuk kembali melainkan untuk mengambil serbuk putih dengan rasa asin bila menyentuh indera pengecap yang tersimpan dalam sebuah botol kecil pada salah satu saku celananya.

“Ra, Loe mau ngapain?” tanya Gilang bingung menahan pergerakan tangan arwah Tiara. Sejenak mereka saling pandang tapi detik berikutnya Tiara melanjutkan aksinya. Pemuda dalam tubuh Tiara tersebut resah saat gumpalan asap tangan si gadis indigo masuk ke dalam saku celana yang di kenakannya. Rabaan halus yang melesak masuk itu bergerak gerak tanpa penjelasan berhasil mendesirkan darah Gilang. Arwah si anak indigo dapat menyentuh benda-benda sama seperti saat ia beraktifitas dengan jasmaninya. Bedanya ia terlihat transparan tanpa raga.

Di lain sisi Gilang yang berada dalam tubuh seorang wanita jiwanya sedang meronta-ronta akibat tangan Tiara yang merayap liar dibagian kaki atasnya, biar bagaimana pun ia tetaplah pria sejati,walau kini jiwanya berada didalam tubuh seorang gadis . Si gadis indigo menatap Gilang sarat dengan sesal dan kata maaf namun ia tak bisa mengucapkannya, saat ini bibirnya tengah sibuk merapalkan kalimat penjagaan untuk Gilang,  Sukma juga dirinya.

Tiara tidak bisa bicara untuk memberi tahu maksud dan tujuannya karena Pak Kyai menyuruhnya untuk tetap merapalkan doa. Saat tangan kecil itu mencapai botol yang tersimpan dalam saku celana yang dikenakan oleh tubuhnya, Tiara menarik tangannya keluar dengan sebuah botol kecil dalam genggamannya bersamaan dengan itu pula Gilang bisa bernapas lega.

Ia segera menaburi garam membentuk lingkaran mengelilingi tempat mereka berdiri. Di tambah dengan kemampuan yang dimiliki oleh Tiara, gadis tersebut mampu membuat penghalang tak kasat mata yang membuatnya seolah berada di dalam sebuah lingkaran tembus pandang yang kedap terhadap serangan si Genderuwo dari luar.

Melihat kemampuan si gadis indogo yang hebat membuat  Genderuwo ingin mengujinya dengan melemparkan beberapa barang kearah Tiara namun semuanya terpantul tidak mampu melukai si gadis Indigo atau pun orang yang berada di dalam lingkaran ajaib yang terbuat dari taburan garam.

“Menarik, kau harus menjadi milik ku Tiara,” gumam si Genderuwo.

“Kau tidak bisa memilikinya. Gadis itu ada di dalam lindungan Gusti Allah.” Pak kyai mematahkan hati si makhluk astral yang telah jatuh pada Tiara.

Lihat selengkapnya