Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #16

Bab 16 Tertipu (Retaknya perisai susuk)

“Maa, jangan keluar!” cegah Gilang dengan tangan transparannya yang menembus sang Ibu. Wanita itu terus menatap kedatangan Burhan tanpa menghiraukan situasi sekitarnya. Binar netra legamnya penuh harap terhadap pria yang baru saja membuka pintu ruangan. Telinga Sukma tidak dapat mendengar peringatan yang telah di lontarkan sang putra.

“Burhan cepat tolong Gilang,” pinta Sukma lantang dengan intonasi yang tinggi membawa langkah kakinya keluar dari lingkaran pelindung. Harapannya sangat besar pada lelaki yang merupakan paman dari anaknya menyebabkan Sukma bertingkah bodoh. Tindakannya akan berdampak buruk bagi semua yang sedang berjuang.

Pria yang diminta pertolongan masih beradaptasi dengan situasi tapi tidak butuh waktu lama bagi Burhan untuk mengerti. “Sukma jangan keluar dari lingkaran!” Paman Gilang sekaligus adik dari Batara itu mencegah perbuatan sukma. “Tetaplah bersama dengan Gilang di dalam lingkaran!” Lanjutnya membuat Sukma celingukan menatap sekeliling mencari arwah Sang Putra yang tidak nampak di matanya.

“Gilang dimana kamu Nak?” gumam Sukma mengedarkan pandangan walau sosok putranya nihil dari indra pengelihatannya. Rautnya kecewa karena tidak bisa menemukan Gilang.

“Gilang disini Ma,” sendu Gilang tak lagi berusaha menggapai Ibundanya. Percuma, tanpa tubuh Tiara ia tidak bisa berinteraksi dengan Sukma.

“Masuk ke dalam lingkaran,” jerit Tiara semakin geram sejak tadi ia tidak di gubris padahal peringatannya sangat penting. Sulit baginya berjuang sambil harus menjaga orang yang susah diatur. 

Konsentrasi yang terpecah serta tenaga yang terus terkuras melemahkan Tiara. Kalimat penakluk makhluk astral terhenti dari bibir mungil si gadis indigo ia memilih untuk melangkah mundur mengembalikan Sukma dan Gilang agar masuk ke dalam lingkaran pelindung bersamaan.

Namun hal itu justru membuat si Genderuwo kembali tersadar dengan sempurna makhluk itu bangkit berdiri lalu menghembuskan angin dingin ke seluruh penjuru ruangan sekuat tenaga. Pak kyai terhempas menambrak dinding. Kerasnya benturan tersebut menyebabkan tulang rusuk Pak Kyai patah. Tubuh tua Pak Mahmuddin yang lemah terkulai di atas lantai tak sadarkan diri raga itu berbanding terbalik dengan kemampuan gaibnya yang luar biasa.

Di sisi lain Tiara telah berhasil mendorong Sukma dan Gilang masuk kembali kedalam lingkaran tapi ia jatuh ke lantai karena terdorong oleh angin Si Genderuwo. 

 Pelipis Tiara mengeluarkan darah akibat benturan yang keras pada lantai.

“Aargh….” si gadis indigo merintih sambil berusaha mengangkat tubuh. Kepalanya berdenyut, perih dan pusing bercampur jadi satu. Tiara memijat pangkal hidungnya coba mengusir pandangan yang kabur. Gadis indigo mengerjapkan mata beberapa kali , belum sempat ia melihat dengan jelas tubuhnya terangkat keatas, melayang di udara.

“Aaarghh… a-apa yang terjadi,” jerit Tiara panik pandangannya belum jelas tubuhnya tiba-tiba terbang kaki Tiara bergerak –gerak menghentak udara kosong tapi itu justru membuat tubuhnya semakin melayang tinggi dan hampir menyentuh atap. Cairan merah yang hangat mengalir turun dengan deras membasahi kelopak mata Tiara semakin mengaburkan pandangannya.

“Tiaraa....” Gilang dan Sukma serempak  memanggil nama si gadis indigo. Mereka khawatir akan keselamatan Tiara. Ini semua ulah si Genderuwo, ia mengangkat tangan ke udara lalu tubuh Tiara juga ikut melayang .

Lihat selengkapnya