Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #19

Bab 19 Jiwa Gilang Bersatu Dengan Tiara

Berhasil memasuki tubuh Tiara tidak lantas membuat Gilang merasa senang ia justru terkejut melihat keadaan jiwa Tiara yang jauh lebih buruk dari kondisi fisiknya.

 Keadaan jiwa yang miris membuat Gilang merasa bersalah. Sekujur tubuh arwah si gadis indigo terlilit rantai yang membelenggu jiwanya. Sedangkan tubuh ringkihnya terlihat babak belur dalam balutan rantai seperti orang yang baru saja terkena pukulan kuat.

Walau kenyataannya Tiara seperti telah lepas dari pengaruh Daru tapi jiwanya masih terikat oleh pengaruh si Genderuwo yang memaksa Tiara untuk mengikuti setiap keinginan dan juga telah mengambil energi si gadis indigo. Alunan suara adzan yang merdu melonggarkan ikatan rantai yang membelit jiwa Tiara tapi belum lepas sepenuhnya.

“Ra, lo baik-baik aja kan? Kenapa bisa begini, Ra?” Gilang mendekati tubuh transparan Tiara penuh iba. Ia tak menyangka kejadian yang baru saja mereka lewati menyakiti jiwa Tiara sampai seperti ini.

“Eekhh….” Jiwa penuh luka tersebut meringis dan menggeliat kesakitan. “Tolooong... toloong lepaskan rantai ini….” rintihnya pilu. Setiap gerakan yang di lakukan Tiara  menambah kuat belitan rantai pada tubuhnya.

“Apa yang harus Gue lakukan buat ngelepasin Lo dari rantai ini, Ra?” si Pemuda kecewa dengan ketidak mampuannya untuk membantu. Ia panik dan menarik-narik  rantai ditubuh Tiara tapi benda itu tidak melonggar sedikit pun justru semakin kuat membelit Tiara. Rintihan penuh kesakitan lolos dari bibir mungil si gadis indigo untuk kesekian kalinya ia tak bisa menguasai diri saat di dera oleh siksaan yang luar biasa meremukkan jiwanya. Cairan hitam keluar dari sudut bibir Tiara kala ikatan itu semakin kuat.

              Keputus asaan Gilang akhirnya membuat pria itu diam menyaksikan Tiara bergelut dengan ikatan rantai yang menyiksa si gadis indigo.

‘Ya Allah apa yang harus saya lakukan untuk menolong Tiara?’

Lantunan seruan ibadah yang berkumandang dari rumah Tuhan terngiang di sekitar Gilang dan Tiara mengingatkan dua insan tersebut akan ke kuasaan Sang Khaliq yang maha dahsyat. Gilang tersimpuh seraya berdoa untuk kebebasan jiwa Tiara. Tak lama ia bangkit berdiri memperhatikan rantai yang bergerak melonggar bersamaan dengan suara adzan.

‘Mungkin sebaiknya aku tidak menariknya tapi meminta agar Tiara berdoa dengan doa penjagaan yang biasa di anjurkan Pak Kayi padanya agar Rantai itu bisa terlepas.’

Gilang mendekati Tiara penuh percaya diri, menurutnya tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan telah turun tangan. Kita hanya perlu meminta sepenuh hati.

“Ra,” panggil Gilang lembut hatinya berharap gadis yang ia penggil akan mengikuti sarannya.

“ Eeenghhh..” lenguh Tiara di tengah kesakitannya ia menatap Gilang sendu dengan mata yang berair serta wajah yang pucat.

 “ Ra, jangan banyak bergerak, bacakan doa penjagaan seperti yang diajarkan Pak Kyai,” pinta Gilang pelan tapi masih dapat di dengar oleh Tiara. Gadis itu termenung terpaku pada sosok pemuda yang memberikan saran. Mereka saling mengunci pandangan.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

 Tiara memutuskan pandangan dari manik legam Gilang ia tertunduk layaknya orang yang terkulai pingsan.

              “ Raa….”

“ Tiaraa….”

Seruan Gilang tidak mendapatkan respon. Pria itu menyentuh wajah pias si gadis indigo namun seketika kelopak mata Tiara terbuka menyorot dengan tajam “Jangan sentuh Gue !” desis nya tak lama rantai yang telah melonggar kembali membelit jiwa Tiara membuat sang empunya menjerit histeris. Sentuhan Gilang menyiksanya.

Lihat selengkapnya