Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #22

Bab 22 Ciuman Gilang

Sekarang Tiara mau tidak mau harus menolong Gilang dengan cara yang di sarankan Burhan. Gadis indigo melangkah pelan penuh keraguan menatap iba pemuda tampan yang tidak terlihat transparan lagi.

‘Gue ngerasa seperti cewek murahan kalau harus melakukan hal itu sama Gilang, seandainya ada Pak Kyai pasti beliau bisa memberikan saran yang lebih baik,’ keluh Tiara membatin.

Pikiran Tiara berkecamuk dengan berbagai spekulasi tapi kakinya tetap melangkah mendekati Gilang.  

“ Raaa…” rengek  Gilang tanpa henti dengan suara serak ingin Tiara segera menolong Gilang tapi segan dengan caranya. Pemuda itu menahan sakit berharap Tiara datang dengan cepat padanya. Air yang di siramkan Burhan tidak menghilangkan rasa panas yang terasa justru panas yang semakin membakada tubuh Gilang. Kulit putihnya memerah tubuhnya di banjiri peluh nafasnya tercekat manik legamnya sayu menatap Tiara berharap gadis itu segera mengakhiri deritanya.

Tiara menekuk lututnya membuat posisi Gilang yang duduk di atas kloset lebih tinggi darinya. Gadis indigo menengadahkan kepala menatap wajah Gilang penuh keraguan, sangsi dengan cara yang akan dilakukannya untuk menolong Gilang kali ini. “Maafin Gue ya, Lang…mungkin ini gak sopan tapi… Gue gak punya pilihan lain,” lirih Tiara sambil menangkup wajah Gilang diliputi keraguan yang membengkak. Ia mengambil napas panjang lalu menyatukan benda kenyal milik Gilang yang panas saat bibirnya bertemu. Tiara memejamkan mata fokus menyalurkan energinya pada Gilang.

 Tiga menit pertama telapak tangan Tiara mulai merasakan perubahan pada suhu wajah Gilang yang ditopangnya. Perpindahan energi memberikan dampak yang cepat pada suhu tubuh Gilang . 

kondisi Gilang semakin membaik ia pulih dengan cepat berbanding terbalik dengan Tiara yang mulai merasa lemas tak bertenaga.

  Gadis indigo merasakan sentuhan hangat membingkai wajahnya ia membuka mata hendak mengakhiri aksinya sepasang manik legam bak batu onyx milik Gilang mengunci pandangan Tiara sontak semburat merah menghiasi wajahnya seolah panas dari tubuh Gilang kini berpindah seluruhnya ke wajah Tiara.     

Tiara memutus pandangan dari Gilang “Lo udah gak panas lagi ‘kan?” tanya Tiara malu-malu. Suara pelannya  yang dipaksakan keluar terdengar bergetar.

“Hmm, makasi ya, Ra.” Manik legam milik Gilang tak berpaling dari Tiara menatapnya begitu intens memamerkan senyum manis yang melelehkan hati Si Gadis indigo. Tiara salah tingkah,ia segera melipir pelan untuk menormalkan detak jantung  dan pikirannya. Tapi ia tak bisa bergeser sedikitpun.

Satu tangan Gilang masih bertengger menangkup pipi tirus Tiara sedangkan tangan yang satu lagi dengan cepat merayap ke tengkuk si gadis indigo lalu menariknya pelan “Tapi belum cukup, Ra.”

Otak Tiara tidak dapat merespon perkataan Gilang “Hah… maks….”  Tanpa sungkan Gilang melanjutkan kegiatan yang sempat terhenti. Tiara membelalakkan mata melihat kelancangan Gilang.  Ia meronta dengan sisa tenaganya tapi sekarang Tiara tidak bisa berkutik Gilang sudah pulih seutuhnya dan Pemuda itu berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan.  

Lihat selengkapnya