Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #24

Bab 24 Tiara Salah Sangka

 “Berhentilah menangis.” Gilang membelai puncak kepala Tiara lalu mengecupnya lembut. Tiara menegang tubuhnya kaku bagai mayat. Sosok Gilang seperti psikopat dimata Tiara yang sebentar lagi akan melancarkan aksinya. Bagaimana gadis itu bisa berhenti menangis seperti yang diminta Gilang ia tidak bisa pergi atau melindungi diri dari pemuda psikopat yang berlagak baik dihadapannya.

 ‘Sial.’ Tiara merutuki tubuhnya yang sangat lemah tak bertenaga.

 “Per…gii!” Satu kata akhirnya lolos dari mulut Tiara yang bergetar. Ia mulai bernapas dengan terpenggal-penggal karena tangisnya menyulitkan gadis itu untuk meneruskan kembali kalimatnya.

“Tenang, Ra.” Gilang menyeka air mata Tiara, menangkup wajah pias yang tak kunjung berhenti menitikkan air mata hingga mereka saling mengunci pandangan. “Gue janji akan bawa lo pergi dari sini, tapi pliis berhenti nangis, oke.” Tiara menganggukkan kepala pelan sepakat dengan tawaran Gilang. Bukan karena percaya pada Pria itu melainkan karena ia berharap dapat segera pergi dari sana. 

“ To…tolong bawa Gue pergi sekarang, Lang!” Tiara tergugu ia berusaha menahan air mata dengan dada yang begitu sesak dan bicara walau terbata, pikirnya yang penting saat ini Gilang segera membawanya keluar dari rumah sakit demi menghindari hal buruk yang mungkin pemuda itu lakukan.

“ Lo mau kita pulang kerumah Gue atau ke rumah Lo?” Gurauan Gilang membuat bola mata Tiara yang merah karena tangis membola sempurna. melihat emosi Tiara memuncak bukan membuat Gilang menghentikan kenakalannya ia justru makin ingin mengganggu gadis indigo yang sedang tak berdaya. “ beri Gue satu kecupan jika lo mau pulang kerumah lo. Tapi kalau lo gak mau yah Gue terpaksa bawa Lo kerumah Gue. Gimana?” Gilang menaikkan satu alisnya, menggoda gadis malang yang ketakutan.

 Dengan kondisinya saat ini Tiara hanya bisa memalingkan wajah sebagai tanda penolakan. Tapi Pemuda nakal itu terus menghapus jarak hendak melancarkan niatnya membuat keinginannya terwujud dalam waktu singkat. Gilang menarik dagu Tiara memaksanya kembali pada posisi semula ia berhasil menjalankan aksinya tapi sedetik kemudian Tiara menggigit benda kenyal milik Gilang yang menyumpal mulutnya.

Pagutan terlepas dengan cairan merah mengalir pada bibir Gilang. “ Aauch… ” Pemuda itu menyentuh bibirnya yang terluka melihat darah berpindah di ujung jarinya. “Maafin Gue, Ra.” Pemuda itu melipir berpikir jika Tiara saat ini benar-benar marah mungkin sebaiknya ia menghentikan tingkah konyolnya sebelum gadis itu berubah jadi membencinya . Degub jantung Tiara kembali normal ketika Gilang menjauh dalam hatinya ia tak berhenti berdoa agar pria itu segera membawanya pergi dari kamar rawat tempat ia terbaring tak berdaya.

Lihat selengkapnya