Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #29

Bab 29 Hilang Ingatan

 Setelah arwah Gilang kembali ketubuhnya untuk kedua kalinya ternyata hal itu membuat ingatan Gilang ketika menjadi arwah gentayangan hilang begitu pun dengan ingatannya tentang Tiara dan Pak Kyai. Tekanan mental yang berat karena Tiara tidak membuka mata saat terakhir kali mereka bertemu justru membuat Gilang melupakan gadis itu.

 Kelopak mata Gilang terbuka perlahan ia mengerjap beberapa kali menyasuaikan cahaya terang yang menyilaukan pandangan. Manik legam Gilang kini telah terbuka sempurna memindai setiap bayangan yang berdiri menatapnya cemas. Ia mengernyitkan kening membuat alisnya hampir menyatu tatapan bingung jelas terpampang di wajahnya.

Sukma, Tiara dan  Pak Kyai harap-harap cemas takut jika kali ini mereka gagal. Dan jangan sampai yang merasuk kedalam tubuh Gilang adalah sosok lain yaitu si Genderuwo. Tiara meremas tangannya yang telah bercampur keringat cemas jika pemuda yang telah membuat hatinya berbunga gagal kembali pada raganya.

“Gilaang, kamu sudah sadar Nak?” Sukma menyapa lalu memeluk putra kesayangannya dengan erat. Wanita empat puluh lima tahun tersebut tak bisa membendung air mata bahagia yang jatuh di wajahnya.

“ Apa yang terjadi Ma.? kenapa banyak orang disini?” pertanyaan dengan intonasi lemah itu terdengar dingin pada sang Bunda yang setia menemani jasad putranya walau ia tak pernah tahu arwah Gilang berkelana jauh dan banyak mendapat pengalaman spiritual yang aneh.

  sukma menarik dirinya dari Gilang sambil memperhatikan putranya dengan tatapan khawatir .

“Siapa mereka Ma?” Gilang menunjuk pada Tiara dan Pak Kyai raut pemuda tersebut jelas tidak suka ada orang asing berada di ruangannya. Mengingat ia berasal dari keluarga berada yang selalu terjaga dan tidak dengan mudah menerima kehadiran orang yang tidak ia kenal .

 Pertanyaan Gilang begitu menusuk bagi Tiara ia melihat keanehan pada pemuda yang telah membuatnya jatuh hati.

 “Gilang, mereka semua telah membantu kamu Nak. Kamu juga kenal sama mereka kenapa kamu bertanya?” heran sang Bunda tak paham dengan apa yang tengah menimpa anaknya. Gilang bersi keras dengan ingatannya saat ini bahwa ia tidak memiliki memori tentang dua orang yang berdiri di hadapannya.

“Ma Gilang gak kenal sama mereka,” gusar Gilang yang tidak mengerti dengan sang Mama yang terkesan memaksa . Gelagatnya mengisyaratkan ketidak sukaan yang jelas. Membuat Tiara tertunduk merasakan nyeri di dalam hati yang tiba-tiba merundungnya.  Pelupuk matanya penuh dengan cairan bening yang siap meluncur jika pertahanan Tiara melemah.

“ Gilang tenang Nak , coba ingat dulu. Mama yakin kamu pasti tahu siapa mereka,” bujuk Sukma lembut walau sebenarnya ia juga bingung dengan sikap anaknya.

“ Ma, aku gak kenal sama mereka jadi jangan paksa aku untuk tahu tentang mereka Ma, mereka itu orang asing Ma, gak seharusnya mereka ada disini.” tukas Gilang yang makin sinis melihat Pak Kyai dan Tiara bergantian. Mengusir dengan tegas dan sikap tersebut bagai sembilu yang menancap dalam di hati Tiara. Sakit dan perih. 

 “Gilang jaga bicara mu Nak , mereka orang yang telah menolong kamu.” Sukma masih keukeh menyakinkan Gilang. Tapi ia tidak tahu harus berkata apa untuk dapat menyakinkan Putranya.

“Sudahlah Bu Sukma, sepertinya Nak Gilang masih perlu waktu untuk dapat mengingat semuanya,” tutur Pak Kyai Bijak menyikapi keadaan. “ Saya juga tidak lagi merasakan keberadaan makhluk itu,” ujar Pak Kyai.

“Jadi sekarang dapat di pastikan jika yang ada di dalam tubuh Nak Gilang memang benar arwahnya bukan Daru si Genderuwo. Sebaiknya saya dan Tiara undur diri Bu,” pamit pak Kyai diikuti oleh Tiara yang membisu dengan mata berkaca-kaca. 

“Terimaksih banyak pak Kyai dan tolong maafkan anak saya pak Kyai.” Sukma menundukkan kepala ada rasa malu dan juga sedih yang bercampur jadi satu. Dua orang itu telah datang dari jauh untuk memastikan kondisi Gilang tapi anak itu justru bersikap kasar.  

“Tidak apa-apa Bu. Kami bisa mengerti.” Pak Kyai menarik lengan Tiara yang terlihat masih enggan untuk melangkah pandangannya masih tertuju pada Gilang.

“Tiara, maafin tante sama Gilang ya.” Sukma membelai wajah sedih Tiara.

Si anak indigo hanya bisa menganggukkan kepala sambil memaksakan senyum. Menutupi getirnya hati yang menjerit pilu karena terlupakan.

Lihat selengkapnya